Bersama Prof Sumbangan Baja

BERBINCANG dengan Prof Sumbangan Baja sangatlah membahagiakan buat saya. Betapa bahagianya menjadi Prof Sumbangan. Usia belum terlalu tua, namun sudah menyandang gelar profesor. Publikasinya di dunia ilmiah juga sangat banyak, khususnya yang beredar di luar negeri. Prestasinya yang juga mentereng adalah ikut merancang stadion paling megah di Sydney, Australia, yang digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Olympiade.

Saya senang berbincang dengannya. Ia menyenangi segala pembicaraan tentang budaya Buton. Ia tak pernah melupakan akar kulturalnya. Meskipun basic science-nya adalah bidang perencanaan kota, ia tak pernah ketinggalan meng-update semua informasi terbaru tentang sejarah dan kebudayaan. Meskipun ia jauh belajar di Australia, namun kecintaannya kepada daerah tak sedikitpun berkurang. Saya salut dengan profesor asal Kamaru ini.

Tadi, saya ngobrol banyak. Ia menganalisis geomorfologi perkembangan Pulau Buton dan Pulau Muna. Ia memulai penjelasannya dari mitos-mitos di Buton tentang bura satongka atau "buih segumpal" yang disebut banyak orang sebagai titik pertama pertama dalam semua pembicaraan tentang Buton. "Orang-orang tua kita bisa menjelaskan bagaimana burasatongka dari aspek mitos atau cerita. Tapi saya bisa menjelaskan proses geologi terbentuknya Pulau Buton melalui kisah burasatongka itu," katanya.

Mendengar kisahnya, saya ingat novel Bilangan Fu yang ditulis Ayu Utami. Dalam novel itu sempat diceritakan bagaimana para geolog ITB menganalisis usia batuan di Jawa Barat dengan cara mengurai kisah Sangkuriang. Jika kisah itu memang berasal dari masa yang lampau, maka pasti struktur batuan di Jawa Barat punya lapisan dan usia yang berbeda,. Sebab Sangkuriang pernah menendang perahu dan kemudian terjadi banjir dan akhirnya terbentuk gunung. Ternyata, penjelajahan melalui mitos dan cerita rakyat itu ada benarnya juga setelah melihat struktur batuan.

Kata Pak Sumbangan, semua kisah-kisah atau tula-tula, bisa jadi peta awal untuk riset yang lebih jauh. Selanjutnya, Sumbangan mengurai dari sisi geologi bahwa Pulau Buton itu adalah patahan paling jauh dari benua Australia. Secara geologi, Pulau Buton sudah terbentuk dalam waktu jutaan tahun. "Beda dengan Pulau Muna yang usianya sekitar ratusan ribu tahun. Makanya Buton sangat kaya dengan tambang, beda dengan Muna yang sama sekali tidak ada tambang," katanya. Ia juga mengurai bagaimana melihat pulau itu dari sisi usia. Katanya, umur tanah di Buton dan Muna sangat berbeda, juga jenis tanahnya.

Saya kagum dengan pengetahuannya. Ia begitu menguasai bidang ilmu yang menurut saya agak pelik dan rumit. Terakhir, ia menunjukkan beragam peta-peta yang dibuatnya tentang Buton. Melalui pengindraan satelit, ia lalu menganalisis potensi tambang, lingkungan, hingga bagaimana mengoptimalkan semua potensi kekayaan di pulau itu.

Masih banyak hal-hal yang saya bahas bersamanya. Tapi nantilah saya kisahkan pada tulisan yang lain. Semoga kelak saya bisa jadi profesor yang pintar dan bijak seperti Pak Sumbangan. Amin...!!




5 komentar:

Arsal Amiruddin mengatakan...

Bravo to Mache....!!

Hidup Mache......
Hidup Mache......
Hidup Mache......!!

Way mengatakan...

Pulau Muna, hampir seluruhnya tersusun oleh batugamping berumur Pleistosen (1,8 juta tahun yang lalu, skala waktu geologi). Merupakan Formasi Wapulaka, seperti terlihat pd tebing2 batugamping di sepanjang pantai. Batugamping ini merupakan terumbu karang yang terangkat dan sekarang membentuk kawasan topografi kars yang luas.
Potensi Tambangnya cukup luas karena batugamping yang luas itu adalah bahan baku utama pembuatan semen portland untuk konstruksi.
Semen yg kita pakai untuk membangun rumah sendiri, bahan baku utamanya adalah batugamping.

muhammad kasman mengatakan...

Wah beliau mengajar saya sekarang mata kuliah Tehnik Penulisan Karya Tulis Ilmiah (y)

Unknown mengatakan...

Salah satu batuan penyusun Pulau Muna adalah Formasi Mukito berumur Pra-Trias, sekitar 200-an Juta Tahun. Pulau Muna jg menyimpan potensi Bijih Besi. dan masih banyak kemungkinan potensi bahan galian lainnya.

Unknown mengatakan...

salah satu batuan penyusun Pulau Muna adlh Formasi Mukito berumur Pra-Trias, sekitar 200-an Juta Tahun. Potensi Cadangan Bijih Besi juga dimiliki oleh Pulau Muna. dan kemungkinan masih banyak potensi bahan galian lain.

Posting Komentar