|
pemain selancar di Pantai Senggigi |
MULANYA aku membayangkan Pantai Senggigi
di Lombok jauh lebih indah dari pantai manapun. Namun setelah menyaksikannya
langsung, aku tak seberapa terkesan. Bagiku, pantai-pantai di kawasan timur
Indonesia masih lebih indah. Lantas, mengapa pantai ini sedemikian mendunia dan
menjadi favorit bagi banyak turis mancanegara?
***
BERKUNJUNG ke Senggigi serasa berkunjung
ke Phuket di selatan Thailand. Suasananya banyak yang sama. Pantai Phuket yang
amat menawan itu terletak pada jarak yang tak jauh dari kota tua. Di sana ada
banyak perahu-perahu nelayan tradisional, serta hotel-hotel yang mentereng. Jika
berlayar dengan perahu nelayan, kita akan menggapai pulau-pulau yang
keindahannya serupa kepingan surga yang jatuh ke bumi.
Senggigi pun demikian. Sejak awal memasuki
Senggigi, aku langsung mendengar debur ombak. Tak jauh dari pantai itu,
terdapat kota tua Ampenan yang amat eksotik. Aku menyaksikan perahu-perahu tradisional
yang berbaris rapi dan siap mengantarkan pengunjung ke pantai untuk menjangkau
pulau-pulau kecil. Kemudian, ada banyak hotel-hotel mahal yang menawarkan
paket-paket menarik, seperti bertualang ke beberapa pulau sekitar Lombok,
hingga atraksi wisata yang bisa menaikkan adrenalin.
Memasuki kawasan ini serasa memasuki Bali.
Banyak pura di sekitar pantai. Tapi, aku juga melihat banyak masjid bertebaran.
Nampaknya, Hindu dan Islam adalah dua agama yang komunitasnya hidup
berdampingan sejak dulu. Masyarakatnya punya karakter seperti Bali, namun menolak
disebut Bali. Mereka menyebut dirinya orang Sasak yang punya tradisi berbeda
dengan Bali. Di mataku, keduanya punya banyak kemiripan. Cara berbicara warganya
pun banyak sama.
Sejak dulu, Senggigi telah lama menjadi
magnit wisata yang memesona warga dunia. Popularitasnya barangkali sejajar
dengan Pantai Kuta di Bali yang lebih dulu tersohor. Pantai ini menjadi
destinasi yang diimpikan banyak orang. Buktinya, ketika menulis status akan ke
pantai ini di media sosial, aku menerima banyak pesan dari sahabat yang
berharap bisa ke situ. Namun apakah Senggigi demikian menarik dan eksotik?
|
pura di sekitar Pantai Senggigi |
|
perahu nelayan di Pantai Senggigi |
Jika dilihat dari sisi wisata, Senggigi
memang menarik. Namun, ada beberapa point yang jatuh di mataku. Pertama, aku
tak seberapa nyaman melihat pasir pantai yang tak seberapa putih. Rasanya, keindahan
pantai ini berkurang. Beberapa pantai di Indonesia timur punya view atau pemandangan yang jauh lebih
menarik dengan pasir putihnya yang serupa tepung. Lucunya, teman-teman asal
Lombok atau Mataram, malah merekomendasikan pantai lain, seperti Pantai Kuta di
Lombok Tengah, ataupun Pantai Pink. Kata mereka, pantai-pantai itu lebih
mengasyikkan. Pasirnya lebih bersih.
Kedua, aku juga tak suka melihat
hotel-hotel yang tiba-tiba saja mengapling pantai. Warga tak diijinkan melintas
di pasir pantai yang tak jauh dari hotel. Sebab di pasir itu, pihak hotel telah
meletakkan kursi-kursi untuk makan malam romantis, yang hanya diterangi cahaya
obor.
Bagiku, pantai selalu identik dengan
kebebasan. Sebagai seseorang yang lahir dan besar di pulau kecil, aku amat terbiasa
melihat pantai. Di kampung halamanku di Pulau Buton, jarak rumahku dan pantai
hanya sekitar 10 menit perjalanan. Di masa kecil, pantai adalah wilayah bermain
yang paling kusukai. Pantai adalah tertori yang sangat kukenali.
Di Pulau Buton, pantai-pantai juga indah.
Aku mendefinisikan keindahan pantai itu dari sisi pasir putih dan halus, pohon
kelapa yang menaungi pantai, lautan biru, serta ombak yang berkejaran. Dulu,
aku suka menangkap duri babi (landak laut) yang banyak bertengger di dasar laut,
kemudian langsung melahapnya di pasir putih. Aku juga menyaksikan burung-burung
laut yang sesekali berkicau di tengah deburan ombak. Bagiku, pantai serupa
rumah kedua yang bisa melepaskan semua penat dan melauhkan semua resah.
Di Pantai Senggigi, aku tak menemukan
keindahan sebagaimana pantai di kawasan timur lainnya. Ada beberapa pantai yang
keindahannya bisa membuat siapapun berdecak kagum. Di antaranya adalah Pantai
Nirwana di Pulau Buton, Pantai di Pulau Hoga dan Onemoba’a di Wakatobi, serta
pantai di Raja Ampat. Aku belum pernah ke Bunaken, namun seorang teman
meyakinkanku kalau keindahannya sejajar dengan beberapa pantai yang tadi
kusebutkan.
Lantas, apa rahasia mengapa Pantai
Senggigi amat diminati para turis?
Aku mencatat beberapa keunikan. Pertama,
pantai ini mudah diakses. Dari Jakarta, pantai ini bisa dijangkau dnegan mudah.
Penerbangan dari Jakarta ke Lombok sangat banyak. Anda bisa memilh penerbangan
murah ataupun penerbangan mahal. Malah, bandara ini bisa dijangkau dari Kuala
Lumpur, Malaysia. Bandingkan dengan mahalnya biaya penerbangan ke Raja Ampat di
Papua Barat. Biaya tiketnya lebih mahal dari penerbangan ke Australia. Inilah
yang menyebabkan para turis lebih suka ke Bali dan Lombok.
Kedua, pantai ini dilengkapi infrastruktur
yang baik. Jalanan sangat mulus. Di sini, tak sulit menemukan hotel dengan
pelayanan yang prima. Seperti halnya jasa turis di Phuket, pengunjung bisa
dengan mudah menemukan infomasi tentang daerah wisata. Sungguh beda dengan
pantai-pantai lain di timur yang aksesnya amat terbatas. Jalanan rusak
sana-sini. Pemerintahnya tak cukup proaktif dalam memasarkan kendahan
wilayahnya.
Ketiga, wisata yang ditawarkan di Senggigi
cukup komplet. Pengunjung tak hanya bisa mandi dan berenang di pantai atau
berselancar, mereka juga bisa menyelam untuk menyaksikan terumbu karang. Di
malam hari, terdapat banyak pusat hiburan yang terus berdenyut hingga pagi.
Kupikir inilah kekuatan Senggigi. Para
turis yang datang itu menginginkan hiburan. Mereka tak hanya berharap bisa
menikmati sunset atau sunrise lalu berenang, tapi juga
memiliki aktivitas yang menggembirakan di malam hari. Mereka suka hangout di bar atau kafe, kemudian
menghabiskan malam dengan pesta-pesta. Itulah yang mereka temukan di Bali dan
Lombok. Di kawasan timur, mereka tak menemukan hal itu. Tak mungkin mengajak
para turis hanya untuk menyelam, lalu di malam hari mesti tidur cepat
sebagaimana warga lokal. Mereka datang untuk bersenang-senang, maka hiburan
menjadi keniscayaan bagi perjalanan mereka.
|
pemandangan di Gili Nanggu |
|
dermaga di Gili Nanggu |
|
villa yang dihuni para turis |
Keempat, di sekitar Senggigi, terdapat
banyak pulau-pulau kecil yang menawan. Ketika berkesempatan ke pulau kecil itu,
aku langsung menemukan hal yang paling menarik. Ternyata pulau-pulau itu
memiliki pemandangan yang jauh lebih indah dari Senggigi. Aku sempat berkunjung
ke Gili Nanggu, yang langsung memikat hatiku. Ternyata pulau-pulau itu memiliki
pesona yang laksana kepingan puzzle
telah melengkapi keindahan Senggigi.
Sungguh beruntung bisa bertualang ke
pulau-pulau sekitar Lombok. Di situ, waktu seakan berhenti berputar. Rasanya aku
ingin membekukan waktu sebab aku tak puas-puas memandangi pantai yang indah dan
menawan itu. Pantas saja jika banyak yang lebih suka Lombok ketimbang Bali.
Sebab apa yang ditawarkan di Bali bisa ditemukan di Lombok, sedang apa yang ada
di Lombok, belum tentu bisa disaksikan di Bali. Aku telah membuktikannya.
***
JELANG sunset, aku duduk bermain pasir di
dekat Senggigi. Aku memotret beberapa spot menarik. Ketika sedang memotret,
seorang gadis datang mendekatiku. Ia tiba-tiba memintaku untuk memotretnya. Ternyata
ia adalah penari yang piawai menarikan beberapa jenis tarian tradisional dan
moderen. Seusai memotret, ia mengundangku untuk menyaksikan tariannya. Undangan yang menarik dan tak boleh dilewatkan.
Hmm. Kembali kutemukan hal-hal yang
membuat orang begitu menyukai Senggigi. Sesuatu itu ada di sini. Di hati.