Puluhan Tahun yang Lalu


BEBERAPA foto lama dikirimkan seorang kawan. Saya tersentak menatap diri saya yang lama. Ada banyak pengalaman yang nyaris terjerembab dalam lembah kelupaan. Foto-foto itu kembali mengangkat kenangan itu ke dalam ruang ingatan. Saya senang sekali menyaksikannya.

Saya senyum-senyum melihat diri saya di situ. Komentar seorang teman, saya sangat kurus di situ. Memang, diri yang muncul di foto itu adalah diri yang sakit-sakitan, suka membaca, dan rajin ikut kegiatan lomba. Pada masa itu, Pancasila dan P4 adalah kitab yang suci yang saya hapal sampai titik komanya. Kemampuan menghafal itu mengantarkan saya ke Jakarta untuk ikut lomba, sebagaimana nampak pada foto itu.

Hari ini, saya melihat kembali foto itu dan senyum-senyum sendiri. Nampaknya, kita terus tumbuh dan membesar, sedangkan zaman seakan diam di tempat. Dulunya, kita hanya bebeapa centi, seiring waktu, kita bertambah besar menjadi sekian meter. Namun, diri kita sesungguhnya hanya satu dan terus mengalami evolusi. Masa lalu adalah sejarah dan kelak, akan tiba saat ketika masa kini juga menjelma menjadi sejarah. Kemudian, kita menelusuri sejarah itu dan tercengang saat menemukan diri kita yang lain, sebagaimana tercengangnya saya saat ini.(*)


0 komentar:

Posting Komentar