TANGAN saya agak gemetar ketika membuat tulisan ini. Saya tak tahu hendak memulai dari mana. Ini adalah tulisan yang ke-1000 sejak saya pertama mendirikan blog ini empat tahun silam. Anda bisa saja mencibir bahwa angka seribu hanyalah suatu derajat kuantitatif atau angka-angka yang beku semata. Anda juga bisa mencemooh bahwa seribu tulisan di sini tak berguna sama sekali sebab hanya merekam ide yang berkelebatan agar tidak lepas dan lenyap begitu saja. Atau Anda hendak mencaci bahwa seribu tulisan di sini hanyalah sampah yang berserakan di dunia ide.
Memang, tulisan di sini bukanlah sebuah karya ilmiah yang taat asa dan aturan kepenulisan. Bukan juga sebuah diktat yang ketat dengan fakta dan data. Namun siapapun yang menggeluti riset kualitatif dalam ilmu sosial, pastilah akan menyadari betapa berharganya sebuah rekaman pengalaman yang dituliskan dengan jujur, dengan orisinil, serta penuh empati. Saya tak peduli apapun komentar negatif orang-orang tentang blog ini. Bagi saya sendiri, semua tulisan di sini adalah harta karun yang berharga. Tulisan di sini mengajak saya untuk bercermin, melihat ulang segala hal pada diri saya, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang melekat pada diri.
Saya membanggakan seribu tulisan di sini. Saya tahu persis bahwa seribu blog bisa lahir dalam sehari dan seribu tulisan bisa memenuhi langit dunia maya dalam hitungan jam. Tapi saya yakin tak banyak yang bisa menulis hingga seribu tulisan dalam sebuah blog. Tak semua orang menyadari bahwa yang paling penting dari sebuah blog bukanlah desain yang cantik serta tampilan yang mengesankan dan mewah. Jauh lebih banyak orang yang menjadikan blog sebagai arena untuk mengejar materi, tanpa melakukan pendalaman dan mengasah kedewasaan. Namun, tak semua orang menyadari bahwa yang paling penting adalah konsistensi serta kesediaan untuk menulis secara teratur, kesediaan untuk menulis dengan jujur, dengan segala kejernihan.
Bagi saya, seribu tulisan di sini bukanlah baris-baris kata yang tanpa makna. Seribu tulisan di sini adalah rekaman utuh dari sebuah perjalanan dan pengelanaan di langit-langit gagasan, mencipta sesuatu, hingga merajut untaian kata menjadi mantra yang berharga. Mungkin, kedengarannya agak pongah. Bukankah berpikir, merenung dan berefleksi adalah sebuah laku yang mengutak-atik konsep atau gagasan? Bukankah pada saat itu saya sedang berkelana di langit gagasan? Terlepas dari sebegitu dangkalnya pemikiran saya bagi sebagian orang, namun saya belajar untuk melahirkan orisinalitas, sesuatu yang amat gersang di kalangan para intelektual di negeri ini yang kebanyakan hanya bisa cuap-cuap di televisi.
Saya belajar untuk tidak plagiat, sebuah penyakit yang tengah menjangkiti para akademisi kita di mana-mana. Tulisan di sini mengajari saya untuk bersikap jujur pada diri saya sendiri. Seribu tulisan di sini adalah catatan tentang sesuatu yang pernah memenuhi alam pemikiran saya, apakah itu tentang buku, sebuah film, atau kenyataan kecil di satu sudut bumi yang kemudian menggerakkan dan menjelma menjadi imaji yang memenuhi otak di kepala lalu dilepaskan ke dalam baris-baris kalimat. Saya pernah melihat, mendengar, merasakan, meraba, atau mengecap sesuatu yang lalu menjadi konsep di benak, menjadi keping inspirasi yang lalu bertransformasi menjadi kata yang memenuhi blog ini. Di sini saya tidak sekadar menulis, namun belajar utuh dari setiap pengalaman, dan menyadari bahwa pengetahuan saya hanyalah secuil dari samudera pengetahuan yang pernah hadir di semesta kita. Saya hanya sanggup menggapai tepi pasir dari dalamnya pengetahuan sebagaimana yang terangkum dalam ensiklopedi pengetahuan sebagai capaian terbesar dalam peradaban kita hari ini.
Mungkin saja pada suatu masa, saya menampilkan kebodohan secara terbuka di sini, atau tentang kedunguan saya ketika melihat dunia. Saya tak menampik bahwa pada satu titik yang pernah dilanda kepongahan, ataupun pernah menyombongkan diri hingga sebagian orang tersakiti. Bagi saya, semuanya adalah perkara yang sangat manusiawi. Tanpa pernah mengalami kebodohan, Anda tak akan pernah beranjak maju ke arah kecerdasan. Tanpa mengalami kegelapan, Anda tak akan tahu bagaimana nikmatnya dunia yang terang benderang. Maka jalan ilmu pengetahuan dan pendewasaan akan terus terbentang ketika semua orang bersedia belajar dari kesalahan serta mengoreksi segala kedunguan di masa silam.
Saya memang belum mencapai apapun dengan semua tulisan di sini. Tulisan ini ibarat perjalanan yang belum menemukan titik akhir. Tapi saya telah berupaya untuk menangkap kilatan-kilatan gagasan yang hadir dalam benak ketika bergumul dengan sebuah realitas, lalu menjerat gagasan tersebut dalam sebuah tulisan, sekaligus mengabadikannya dalam sejarah. Dan blog ini adalah sebuah dunia tempat saya bisa berkontemplasi, bisa terbang ke langit gagasan dan membawanya pulang dalam bentuk kata. Semoga seribu tulisan di sini menjemla menjadi mantra yang kian mendewasakan dan mengasah pengetahuan. Semoga.(*)
Jakarta, 31 Desember 2010
Saat merayakan seribu tulisan di blog ini