DI saat kemalasan menulis mendera, saya selalu memilih untuk berselancar di internet dan membaca berbagai situs, demi menemukan motivasi kuat untuk menggerakkan jemari demi menulis sesuatu. Dari beberapa blog kepenulisan, saya memfavoritkan tiga blog menulis dari Amerika Serikat. Ketiganya punya ciri yang sama; menjadikan menulis sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan.
Yuk, kita berkenalan dengan ketiganya.
Pertama, blog yang dikelola Jeff Goins. Nama
blognya adalah goinswriter.com. Beliau adalah seorang blogger terkemuka yang
amat rajin membagikan berbagai kiat-kiat menulis. Saya menyukai tulisannya yang
sederhana, tidak berbelit-belit, serta sangat mudah dipahami. Ia sangat
populer. Setiap postingannya bisa dikomentari hingga ratusan orang.
Kesan yang saya tangkap setiap kali
membaca blognya adalah ide-ide tulisan selalu berseliweran di sekitar kita. Ia
tidak pernah menekankan pada gaya dan teknik menulis. Baginya, menulis itu soal
motivasi dan kemauan. Sekali seseorang punya kemauan, maka pastilah akan ada
jalan untuk menghasilkan tulisan. Namun sekali seseorang terjebak mitos kalau
menulis itu sulit, maka seseorang pasti tidak akan menghasilkan apapun.
Ia menyederhanakan hal-hal yang dianggap
rumit. Ia menerabas semua mitos yang membuat orang-orang kesulitan untuk
memulai tulisan. Kemarin, saya membaca tulisannya tentang perbedaan antara
penulis yang baik dan penulis yang buruk. Katanya, perbedaan keduanya tidak
pernah terkait skill atau gaya menulis. Seorang penulis yang buruk akan mudah
menyerah dan berhenti. Sedangkan penulis yang baik akan terus menulis. Simple
khan? Silakan baca artikel itu DI SINI.
Kedua, blog yang bernama
thewritepractice.com. Blog ini adalah blog keroyokan yang diisi oleh para master
menulis di Amerika, termasuk Jeff Goins. Meskipun penulisnya banyak orang,
kesemua artikel di blog ini punya kesamaan, yakni menulis dengan ringan, serta
bisa dimengerti siapa saja. Saat membaca banyak artikel di sini, saya seakan
membaca tulisan yang dibuat oleh satu orang.
Barusan, saya membaca satu artikel
berjudul Two Essential Words for Writer
(dua kata utama bagi penulis). Tadinya saya pikir tentang kiat menulis yang
akan susah diterapkan. Ternyata dua kata yang dimaksud adalah don’t quit (jangan
berhenti). Kelihatannya kata ini sepele, tapi bagi seorang penulis, kata ini
punya makna yang dahsyat. Mengapa? Sebab setiap tulisan bisa berpotensi untuk
dikiritik dan dicaci, yang kemudian melemahkan hasrat menulis. Hanya seorang penulis yang sabar dan tangguh, yang akan bisa selalu bangkit dari berbagai kritikan. Artikel itu
menjelaskan:
When your trusted friend hears your story idea and tells you it’s not good, don’t quit.When you get the fifth (or fiftieth or five-hundredth) rejection from an agent, don’t quit.When your story doesn’t even place in that contest, don’t quitKetika teman dekatmu mendengar ide ceritamu dan mengatakan itu tidak bagus, Jangan Berhenti!Ketika kamu mendapatkan penolakan kelima, atau penolakan ke limapuluh, bahkan penolakan ke limaratus dari seorang agen, Jangan Berhenti!Ketika kisahmu tidak menang di satu lomba, Jangan Berhenti!
Setelah itu, penulisnya mengutip kalimat
Walt Disney, “Keep moving forward.”
Kalimat lain yang juga dikutip adalah pepatah Jepang: “Fall Seven times, stand up eight” (Jatuh tujuh kali, dan bangkit
delapan kali). Nampaknya, yang paling penting dari kegiatan menulis adalah
motivasi yang kuat. Tanpa motivasi, seseorang akan mudah menyerah.
Nah, untuk tahu lebih banyak, silakan baca
artikel itu DI SINI.
Ketiga, saya menyukai blog Write to Done
yang dimoderatori Mary Jaksch. Alamatnya DI SINI. Sebagaimana dua blog di atas,
di sini saya menemukan banyak kiat-kiat dan motivasi agar kegiatan menulis bisa
menjadi kegatan yang menyenangkan dan membahagiakan.
Kiat-kiat itu biasanya dibuat berdasarkan
pertanyaan audience. Misalnya, ada yang bertanya tentang bagaimana menempatkan
waktu yang tepat untuk menulis, bagaimana memulai tulisan, serta bagaimana
mengakhirinya.
Malam ini, saya tertarik dengan artikel
tentang bagaimana membagi waktu saat menulis. Terus terang, saya sering sekali
terganggu oleh banyak hal, sehingga tak bisa menulis dengan penuh konsentrasi.
Penulis artikel ini menyarankan tiga hal:
- Ketika kamu ingin menulis, menulislah. Jangan terganggu oleh apapun. Matikan internet. Jangan memulai kegiatan menulis dengan melihat facebook lebih dahulu. Kamu bakal keasyikan sehingga lupa pada tujuan utamamu yakni menulis.- Minimalisir interupsi atau gangguan. Misalnya menelepon seseorang, berbicara ngalor-ngidul, lalu mengirim pesan-pesan tidak penting. Usahakan saat menulis kamu punya privasi sehingga tidak terganggu apapun. Jika kamu tinggal di kos-kosan, usahakan kamu punya waktu khusus yang tak boleh diganggu orang lain.- Ketika tidak sedang menulis, usahakan kamu punya waktu istrahat yang cukup. Baca buku-buku bagus. Istirahat yang cukup. Sering-sering membuat catatan. Jangan kebanyakan mengedit tulisan. Perbanyak membuat perencanaan hendak menulis apa.
Sebagaimana halnya blog lain, di sini ada
banyak artikel dari berbagai penulis yang kesemuanya memiliki benang merah yang
sama yakni bagaimana membangkitkan motivasi serta keberanian untuk memulai
menulis. Intinya adalah bagaimana menumbuhkan percaya diri untuk menulis, dan
tidak gampang menyerah hanya karena kritik atau ucapan sinis orang lain.
***
Di luar ketiga blog ini, saya suka
berkunjung ke beberapa blog kepenulisan yang lain. Dari semua blog itu saya
mengambil kesimpulan bahwa kebiasaan menulis tak ada kaitannya dengan teknik,
gaya, skill, ataupun keahlian tertentu. Semua orang bisa menjadi penulis. Semua
orang bisa melahirkan karya tulis, apapun pendidikan, latar belakang, serta
pengalamannya.
Menulis adalah soal bagaimana mengalirkan
ide-ide yang ada di kepala kita ke dalam medium tulisan. Menulis adalah soal
keberanian untuk menggoreskan sesuatu di kertas atau layar putih. Menulis adalah
soal mendengar kata hati dan mengikuti hasrat untuk jadi penulis, dan tidak
terlalu peduli pada kritikan ataupun cacian orang lain. Menulis adalah soal
kebebasan. Menulis adalah keikhlasan untuk berbagi pengetahuan dengan orang
lain. Menulis adalah upaya untuk mengalahkan rasa takut dan mitos-mitos.
Menulis adalah soal bagaimana membangkitkan motivasi, lalu menjadikan berbagai
kiat menulis hanya sebagai salah satu varian dalam berbagi kegelisahan.
Menulis, sebagaimana kata Pramoedya,
adalah bekerja untuk keabadian.
Bogor, 29 Maret 2016
BACA JUGA: