Birokrasi yang Menjemukan

BIROKRASI adalah sesuatu yang menjemukan. Birokrasi adalah sesuatu yang membosankan. Berhadapan dengan birokrasi, kita langsung membayangkan wajah yang cemberut, wajah yang menjemukan, serta situasi di mana kita menjadi bola pimpong. Kita berhadapan dengan sosok-sosok di balik meja yang semuanya tiba-tiba merasa penting dan ingin menghambat kita. Ketika anda hendak ketemu soerang pejabat, maka siap-siaplah untuk dihambat oleh banyak pegawai, dipimpong sana-sini hingga akhirnya anda merasa lelah dan putus asa.

Di negeri ini, menjadi rakyat biasa seolah kutukan untuk dipersulit. Anda adalah sosok yang harus siap menjadi obyek ketika berurusan dengan birokrasi. Anda seakan menyandang kutukan akan senantiasa dihambat atau dipersulit. Bersiap-siaplah untuk disukarkan dan dipimpong sana-sini saat hendak mengurus sesuatu, atau ketika hendak bertemu pejabat. Padahal, di setiap ajang kampanye, mulai dari kampanye pemilu legislatif hingga kepala daerah, anda akan disebut-sebut sebagai ‘tuan yang hendak dilayani.’ Kita terpesona, kemudian memilih. Beberapa menit usai pemilihan, tiba-tiba saja janji langsung diingkari. Kita kecewa.

Sebelas tahun sejak negara ini memasuki gerbang reformasi, pemerintah kita belum menjalankan reformasi birokratis. Padahal di bidang lain, sudah banyak jejak reformasi, mulai dari reformasi posisi militer, kebebasan pers, kebebasan berbicara, dan banyak lagi. Yang tersisa dari birokrasi kita adalah watak feodal yang selalu ingin dilayani, ingin disusui. Birokrasi kita masih ingin disembah-sembah, sebagaimana perlakuan yang diterima para bangsawan feodal di masa silam. Birokrasi kita belum mengalami transformasi menjadi birokrasi yang melayani rakyat. Belum menjadi sesuatu yang memberi napas bagi rakyat, melindungi hak, dan menjadi ‘wakil Tuhan’ di muka bumi yang memberikan keadilan.

Dalam situasi ketika anda dipimpong oleh birokrasi, apakah yang anda lakukan? Apakah menggerutu, ataukah merenungi nasib yang terlahir sebagai rakyat kecil?

Bau-Bau, 1 Agustus 2009
Pukul 06.38

0 komentar:

Posting Komentar