saat berkumpul bersama Adrian Budiman |
DI
kota kecil Athens, kami tak banyak menerima tamu warga Indonesia yang datang
sekadar untuk berkunjung dan menyapa. Amat jarang pula senior, alumni Ohio
University, yang datang berkunjung. Setahun di sini, aku hanya mencatat
beberapa nama yang pernah singgah melihat kota kecil ini. Mereka adalah Endah
Agustiana, Jayadi, dan Adrian Budiman.
Seingatku,
Mbak Endah hanya datang selama tiga hari. Memang, ia sempat mempresentasikan
pengalamannya di Timor Leste, namun hanya sehari. Malamnya, kami mengadakan
potluck di rumah Elizabeth Collins. Dan keesokan harinya, ia meninggalkan
Athens. Kami, para mahasiswa, hanya sempat berjabat tangan sambil menyebut
nama, tanpa yakin apakah nama kami akan mengendap di pikiran beliau.
Sementara
Jayadi datang untuk mencari literatur. Saat itu, ia datang di sela-sela program
post-doktoral-nya di Harvard University. Dan betapa beruntungnya kami, sebab
dirinya menyempatkan waktu untuk diskusi dengan sahabat Permias. Kami
berdiskusi tentang masa-masa yang lewat, serta bagaimana menjadi menapaki hari
demi hari sesuai meninggalkan Athens. Ada kehangatan, ada pula persahabatan dan
persaudaraan di situ.
Berbeda
dengan mereka, Adrian lebih lama di Athens. Ia di sini selama sebulan,
melewatkan bulan Ramadhan di Athens, hingga lepas Idul Fitri. Adrian pula yang
rajin mengadakan pertemuan dengan mahasiswa yang tengah merajut hari di Athens.
Pribadinya amat hangat. Meskipun baru pertama bertemu, ia dengan segera larut
dalam segenap pertemuan baik yang serius, santai, ataupun hanya untuk sekadar
bercerita sambil tertawa bersama.
saat Adrian berbicara, dua gadis ini malah pengen difoto. hehehe |
Ia
datang ke Athens atas undangan Unicef yang bekerjasama dengan pihak
Communication and Development (Commdev) Program. Dalam kegiatan bertajuk
Communication for Development (C4D) ini, Adrian menjadi fasilitator yang
membantu mengalirkan gagasan-gagasan ke dalam koridor yang digariskan Unicef.
Melihat kapasitas peserta, training ini nampaknya lebih pada upaya untuk
menyamakan visi serta kebijakan yang kemudian dipraksiskan secara kontekstual.
Kami
tak pernah kehabisan topik saat diskusi dengan beliau. Ia bersedia hadir dan
memberikan motivasi kepada kami yang tengah meniti di altar ilmu pengetahuan.
Ia juga tak pernah menolak setiap ajakan untuk berkumpul, khususnya
makan-makan, dan setelah itu, ia lalu menawarkan diri untuk mengantar beberapa
orang yang searah dengannya.
Ia
menjelaskan pada kami peta intelektual para akademisi di Malaysia, bahkan ia
juga tak kikir untuk berbagi pengalaman tentang pamannya, Soe Hok Gie, yang
hingga kini menjadi bara bagi api perlawanan anak-anak muda.
Adrian adalah satu dari sedikit orang Indonesia yang fasih menjelaskan segala hal
tentang Athens. Tak hanya sejarah, serta patahan waktu yang berkelindan dengan
peristiwa, ia juga bisa menjelaskan tentang fenomena hantu, serta posisi
kuburan yang membentuk pola pentagram di Athens.
Malam
itu, di tengah penasaranku yang memuncak tentang fenomena supranatural, ia
mengantarku untuk melihat langsung The Ridges, yang dahulu adalah pusat
rehabilitasi mental, yang kini menjadi situs paling angker dan mengukuhkan
predikat Ohio University sebagai tempat paling seram di Amerika. Adrian menunjukkan padaku kawasan berhantu
yang kini menjadi situs sejarah. Sayang, saat ke situ, para hantu seakan enggan
keluar.
saat Adrian memfasilitasi peserta pelatihan |
suasana pelatihan |
Hari
ini, aku datang menemuinya di Walter Hall, tempat training karyawan Unicef.
Dengan bahasa Inggris yang fasih, ia menggali pengalaman dan pengetahuan para
peserta. Ia seorang komunikator yang baik, efektif, dan senantiasa rendah hati
untuk belajar pada siapapun. Bersamanya, tak pernah sedikitpun aku mendengar
kata-kata yang membanggakan diri. Sebagaimana dikatakannya hari ini, nampaknya,
ia belajar menjadi pribadi pembelajar yang setiap saat menampung tetes-tetes
pengetahuan.
Saat
dirinya sedang berbicara di acara tersebut, aku sedang bersama beberapa
mahasiswa. Kepada mereka kubisikkan kalimat singkat dengan penuh kebanggaan.
“Kalian tahu siapa yang sedang berbicara? Dia bukan hanya alumni OU. Dia adalah
warga Indonesia. Dia adalah kakak kami!.”
Athens, 24 Agustus 2012
0 komentar:
Posting Komentar