bangunan Baker Center yang lama |
BEKAS
gedung Baker Center itu mulai dibenahi. Mesin-mesin besar memenuhi sekitar
bangunan tersebut. Bangunan itu banyak dirombak hingga lebih kokoh. Namun,
perombakan itu dikhawatirkan akan menghilangkan kenangan serta rasa sejarah yang
aromanya menyengat di gedung tersebut. Publik meradang. Koran menyengat dan
mengingatkan pentingnya menjaga sejarah sebuah bangunan yang menjadi saksi bisu
atas banyak peristiwa.
Bagi
kebanyakan orang, merenovasi bangunan adalah perkara yang biasa saja. Tak ada
yang istimewa di situ. Namun di negeri seperti Amerika Serikat (AS), merenovasi
bangunan bisa menjadi urusan publik. Jika bangunan itu menyimpan lapis
kenangan, maka orang-orang berhak untuk menyatakan sikap atas aksi pembongkaran
bangunan.
saat Kennedy berpidato di Baker Center |
saat bangunan ini mulai dipagari |
bangunan baru yang diberi nama Schoonover Center of Communication |
Selama
bertahun-tahun, bekas Baker Center ini menjadi tempat yang bernuansa protes,
pernyataan sikap politik, hingga tempat bersantai bagi para mahasiswa. Di sini
juga sering terjadi penggalangan dana serta upaya untuk menyalakan api bagi
pergerakan sosial. Bahkan, pada tahun 1959, enam tahun setelah bangunan ini
berdiri, senator asal Massachusetts, John F Kennedy, berpidato di depan
bangunan ini,saat menggelar tur ke Athens, Ohio. Pidato ini menjadi bersejarah sebab
setahun berikutnya, ia terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Kini,
area tempat Kennedy berpijak itu telah direnovasi. Tempat itu telah dibongkar
dan diubah bentuknya. Rencananya, di bangunan itu akan berdiri Schoonover Center of Communication. Publik memprotes upaya untuk merubah bangunan terebut karena dianggap sebagai upaya menghilangkan sejarah.
Di
saat bersamaan, saya tiba-tiba mengenang satu keping kenyataan di Kota
Makassar. Beberapa tahun silam, terjadi kontrovesi tentang pembangunan water
boom di dekat kawasan Benteng Sombaopu. Para pemerhati sejarah menyesalkan
bangunan yang dianggap merusak benteng. Namun pemerintah dan masyarakat malah
tidak peduli dengan apa yang terjadi. Pemerintah jalan terus karena menganggap
semuanya baik-baik saja.
renovasi bangunan tua |
Lain ladang, lain belalang. Di Athens, segalanya berbeda. Masyarakat amat peduli dengan sejarah dan khasanah
lokal. Renovasi itupun sedapat mungkin berusaha untuk tidak mengubah sejarah. Bangunan kuno menjelma sebagai milik bersama yang dijagai secara bersama pula.
Masyarakatnya amat peduli pada upaya untuk merawat kenangan. Bagi
saya, soalnya bukan sekadar merawat masa silam. Namun di situ terdapat upaya
untuk menjagai warisan hikmah-hikmah berharga yang kelak bisa digunakan untuk
memperkaya zaman kini.
Ketika
masa kini memusuhi sejarah, maka masa silam akan enggan mewariskan kearifan dan
pengetahuan yang tersimpan rapi. Maka tak perlu heran melihat satu masa yang kehilangan ruh, kehilangan semangat, kehilangan jejak, kehilangan idealisme.(*)
Athens, 14 Agustus 2012
BACA JUGA:
0 komentar:
Posting Komentar