Lebih Mudah Meminang Gadis Daripada Meminang Kedubes

ilustrasi


MEYAKINKAN pihak Kedutaan Besar (Kedubes) untuk mengeluarkan visa, lebih sulit dari meyakinkan seorang gadis agar bersedia untuk dipinang. Saat meminang gadis, anda cukup menujukkan keseriusan, sorot mata yang penuh meyakinkan, serta pengharapan bahwa anda akan menjagai dan melindunginya sampai kapanpun.

Tapi pihak kedutaan negeri yang jauh itu, tidaklah mudah. Mereka tak butuh ketulusan. Mereka butuh bukti-bukti empiris bahwa anda tidak sedang berangkat untuk menambah daftar pengangguran atau menambah daftar mereka yang menggelandang di sana. Anda mesti meyakinkan bahwa anda punya cukup tabungan yang bisa menghidupi anda pada periode tertentu, lalu menunjukkan surat dari lembaga prestisius yang mensponsori keberangkatan.

Ternyata tak mudah untuk mengetuk pintu negeri orang lain. Tak semudah uraian para penulis catatan perjalanan tentang cara-cara memasuki kampung orang lain, bertegur sapa dengan ramah, lalu melangkah dengan penuh keyakinan. Selalu saja ada yang harus diperjuangkan agar perjalanan itu bisa mulus, tanpa dirintangi berbagai kekhawatiran.

Negeri itu memang terlampau banyak memelihara ketakutan. Takut atas manusia,. Takut atas bala, takut atas bencana, takut atas huru-hara, takut atas balas dendam, dan takut atas segala hal yang ditanam dalam pikiran. Mungkin negeri itu banyak menanam bom waktu di mana-mana, makanya banyak pula yang ingin membalas dendam.

Negeri itu tak juga bisa menerapkan hukum keseimbangan; sekali anda menyakiti orang lain, maka anda pun akan tersakiti oleh balas. Namun sekali anda berbuat kebaikan kepada banyak orang, maka sikap ramah dan kebajikan akan selalu menghinggapi hati anda. Inilah rumusan purba, yang seringkali diingkari oleh kita, yang mengklaim diri sebagai manusia modern.

Ah. Maafkan saya yang sedang meracau dan menunggu-nunggu mereka yang akan segera berangkat menuju ke sini.


Athens, 21 Agustus 2012

0 komentar:

Posting Komentar