Bisakah Saya Dibukakan Pintu Maaf?

KEMBALI saya menulis permintaan maaf atas tulisan saya yang menyakiti. Setelah mengklarifikasi semua tulisan itu DI SINI dan DI SINI, saya kembali menghaturkan niat baik untuk menyelesaikan semua masalah yang mendera. Saya tidak tahu, apakah klarifikasi itu cukup ataukah tidak. Saya berharap masukan banyak pihak. Saya berharap semua masalah bisa segera dicairkan, sehingga saya dan beberapa teman lain bisa terbebas dari masalah yang menghimpit ini. Saya berharap semuanya bisa berakhir dalam damai.

Saya berharap beribu maaf yang saya ajukan bisa mendapatkan jawaban. Saya tulus mengajukan semua ini, sebab hingga kini selalu didera rasa bersalah. Sebagaimana janji saya pada klarifikasi, saya akan menjadikan masalah ini sebagai pelajaran berharga. Saya berjanji untuk tidak lagi mengulanginya. Malah, saya bersedia menghapus semua tulisan blog ini sehingga semuanya bisa kembali normal seperti sedia kala. Apapun yang bisa saya lakukan, akan saya tempuh demi menyelesaikan semua permasalahan ini. Bisakah saya dibukakan pintu maaf?

3 komentar:

Rifki-Lathea mengatakan...

Astaga...mohon maaf sebelumnya kalo saya tidak tahu seberat apa cobaannya kak...tp kalo bisa...tolong..jangan di hapus tulisan-tulisan lainnya di blog ini kak...masih mauka membaca kodonk.....

Anonim mengatakan...

Ga perlu minta maaf bang. Harusnya, dosen-dosen yang ga tahu diri dan ga punya malu itu yang minta maaf.

Anonim mengatakan...

Bro sungguh sebuah sikap yg sangat mulia dan diperlukan nyali serta keberanian luar biasa untuk meminta maaf atas prasangka2 yang keliru atas niat baikmu memperbaiki tatanan kehidupan dalam sebuah lembaga sarang para kaum intelektual yang selalu memandang perbedaan pendapat sebagai hal yang wajar.
Tetaplah tajamkan penamu dan teruslah menulis broo....

Posting Komentar