Babak Baru Krisdayanti

DI antara semua penyanyi kondang negeri ini yang tengah naik daun, barangkali hanya Krisdayanti yang menikmati bagaimana sensasi diterjang berbagai liputan media infotainment. Apapun yang dilakukannya, pastilah menjadi berita. Mulai dari isu perselingkuhan, perceraian dengan Anang Hermansyah, bahkan saat jalan-jalan ke Australia sekalipun bisa menjadi gosip. Barusan saya menyaksikan infotainment. Disebutkan bahwa keberangkatan KD ke Australia diduga untuk menggugurkan kandungan, buah cintanya dengan Raul Lemos.

Segala hal yang menyangkut KD adalah berita. Dan segala hal yang menyangkut berita KD bisa menjadi gossip. Timbunan gossip yang setiap hari direproduksi secara terus-menerus oleh pekerja infotainment dan media membuat kita jadi kabur mengetahui mana yang merupakan kenyataan, dan mana yang bukan kenyataan. Pada titik ini, media massa tidak lagi memisahkan mana terang fakta dan mana terang gossip, namun perlahan-lahan menciptakan kisah sendiri yang dirangkai menjadi satu, hingga sebuah dunia baru yang tumbuh, seolah-olah apa yang ada di dalamnya menjadi hidup dan bermakna.

Di rumah, kakak saya setiap hari menyaksikan tayangan infotainment. Setiap kali muncul berita KD, maka ia akan segera melempar televisi dengan kertas atau benda lain. “Saya kesal kalau liat perempuan selingkuh.” Ia membenci habis-habisan segala hal yang menyangkut KD. Malah, ia membuang semua koleksi lagu KD yang dulu begitu digandrunginya. Bahkan lagu-lagu yang dulu menjadi soundtrack atas kisah cintanya sendiri. Kakak saya hidup dalam satu lanskap kenyataan yang dibangun media massa. Ia hidup dalam sebuah dunia yang sesunguhnya adalah imajinasi atau rekaan media massa. Ia jauh lebih percaya infotainment ketimbang sekeping fakta-fakta pemberitaan yang dibuat media massa lainnya.

Saya sendiri melihat fenomena infotainment dengan sikap berbeda. Saya tahu persis bahwa para pekerja media semacam itu selalu membutuhkan sensasi untuk menyedot perhatian publik sehingga rating meningkat, dan iklan mengalir. Saya pernah punya pengalaman menemani pekerja minfotainment dalam menguber dan menciptakan isu. Dalam khasanah infotainment, akurasi atau ketepatan adalah urusan nomor sekian. Yang pertama dimiliki adalah kemampuan mengendus mana yang layak menjadi sensasi, dan mana yang tidak.

Pada mulanya adalah sebuah informasi, baik benar maupun salah. Selanjutnya adalah bagaimana memverifikasi kebenaran tersebut. Nah, upaya yang dilakukan pekerja infotainment adalah menyodorkan dulu sebuah isu, dan terserah bagaimana para selebritis menanggapinya. Segala reaksi marah, sedih, jengkel, atau kesal adalah berita yang layak tayang. Nantinya, si narrator akan membeberkan apa gossip yang sedang mendera, dan muncullan tayangan sang artis yang mencoba diwawancarai, namun menolak memberikan komentar. Dan segera setelah berita itu tayang, maka terbentanglah sebuah dunia baru yang seolah jauh lebih real ketimbang dunia sesungguhnya. Dan kakak saya adalah bagian dari dunia baru yang diciptakan media massa tersebut.

Babak Baru

Di luar dari dunia imajinasi itu, saya selalu bertanya-tanya, bagaimanakah perasaan para selebritis yang diterpa berbagai gossip tersebut? Saya membayangkan situasi yang tertekan atau depresi karena menjadi bulan-bulanan media. Apalagi, beberapa waktu lalu, artis Luna Maya sempat depresi dan menumpahkan kekesalannya melalui Twitter. Bagaimakah halnya dengan KD?

Nah, hari ini saya membaca liputan Kompas.com yang memuat reaksi tersebut. Ternyata, KD justru tidak pusing sedikitpun dengan berita-berita tersebut. Baginya, semua berita itu adalah risiko yang mesti dihadapi seorang pesohor seperti dirinya. Ia sadar bahwa ketika memilih karier di dunia selebritis, segala hal tentang dirinya akan selalu menjadi santapan media. Dan sekian tahun pengalaman di dunia ini telah membentuk karakternya, mengasah wataknya untuk tidak selalu terpancing dengan aneka pemberitaan tersebut.

“Benar-benar fitnah. Memang di industri ini harus kebal kuping, tapi dengan umur sekarang ini, enggak cuma kebal kuping, tapi harus kebal emosi dan batin. Semoga tetap tertib, konsen pikiran saya, saya enggak mau ambil pusing,” katanya, sebagaimana dilansir Kompas.com.

Saya melihat bahwa KD bisa menarik jarak sedemikian rupa dengan media massa. Ia bisa memosisikan dirinya saat berhadapan dengan semua pekerja media, sekaligus menarik jarak dengan semua liputan apapun tentang dirinya. Di banding para artis yang mudah merasa dicemarkan nama baiknya oleh media, KD bisa menentukan posisi yang tepat, sekaligus melihat semua informasi dengan kritis. Saya yakin, untuk menggapai posisi seperti KD jelas tidak mudah. Di zaman ketika semua orang mudah gusar dengan pemberitaan, KD justru bisa menentukan posisi yang tepat, tanpa harus terlibat provokasi masalah yang lebih jauh. Di zaman seperti ini, tiba-tiba saja banyak orang yang amat peduli dengan nama baik dan akan melakukan apapun demi mempertahankan nama baik itu. Tapi KD justru berbeda.

“Sepupu saya yang kasih tahu berita yang enggak enak itu. Dari zaman ibu saya, yang single itu, hujatan enggak baik dan enggak pantes itu sudah sering. Jadi sekarang saya dan Yuni harus solid menjaga nama baik keluarga saya. Saya hanya bisa tawakal dan ikhtiar kepada Allah dan semoga dosa saya hilang kalau saya sering difitnah,” ujarnya.



Entah apa yang sedang berkecamuk di pikirannya. Mungkin ia sedang berpikir simpel. Daripada meributkan sesuatu yang kelak akan menambah huru-hara informasi, mendingan tenang-tenang saja menanggapinya. Dan kelak semuanya akan berlalu bersama angin. Mungkin inilah yang kemudian membentuk karakternya untuk bisa menentukan posisi saat diterjang berbagai liputan media.(*)


1 komentar:

GASA mengatakan...

hahaha...
saya merasa geli sendiri jika kebetulan membaca cerita Krisdayanti. Seolah membuka tumpukan topeng yang Indah. Dan setelah melihat wajah dibalik topeng itu, ternyata ada airmata, ada duka, ada cinta yang terbelah, ada kerakusan, ada birahi yang palsu....

tapi, biarlah aku menikmati saja topengnya...

Posting Komentar