Minggu Penuh Tantangan

INI adalah seminggu setelah pengumuman peraih beasiswa IFP-Ford. Ternyata meraih beasiswa itu tidak seperti seorang yang menang lotere yang bisa buat pesta kapanpun. Euforianya hanya sesaat dan setelah itu Anda mesti bekerja keras untuk menghadapi dunia baru. Dua hari berikutnya, saya sudah menerima email dari pihak IFP sebagai langkah koordinasi dan penyiapan bahan yang diperlukan.

Saya langsung teringat kata senior peraih IFP Fellowship Andi Ahmad Yani, "Ketika Anda dinyatakan lulus, maka itu bukanlah akhir. Justru itu adalah awal dari kerja keras untuk menyiapkan diri dengan dunia dan tantangan baru. Anda tidak punya waktu berleha-leha. Siapkan diri Anda." Betul juga. Saya mulai memasuki fase baru yang mengharuskan untuk setiap saat bergerak terus, siapkan dokumen, siapkan keberangkatan, serta --ini yang paling sulit-- meminta izin pada atasan dan banyak pihak yang selama ini menjadi mitra kerja di daerah.

Terus terang, saya agak sulit membahasakan ini pada atasan. Sebagai bawahan, saya belum menunjukkan kinerja apapun. Belum ada prestasi yang saya buat. Bahkan, gaji saya baru diterima 80 persen, sebagai pertanda masa kerja yang belum genap setahun. Dengan masa kerja seperti itu, pasti saya sulit mendapat izin karena undang-undang tidak membolehkan. Untungnya, saya sudah ikut prajabatan. Andaikan belum ikut, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nantinya. Untungnya lagi, saya dipimpin seorang atasan yang punya pertimbangan jauh ke depan. Ia melihat beasiswa ini sebagai peluang besar yang harus dimenangkan. Saya mendapat izin pindah sementara ke Jakarta. Ia bersedia memberikan nota tugas untuk pemindahan tugas ke Perwakilan Pemerintah Kota Bau-bau di Menara Global, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

Menurut jadwal yang dikirimkan IFP, saya mesti berada di Jakarta tanggal 19 September 2010 nanti, untuk persiapan Pre Academic Training (PAT) di Universitas Indonesia (UI). Artinya, sebelum tanggal itu saya mesti menyiapkan semuanya. Beberapa bahan yang disyaratkan sudah saya lengkapi, tapi banyak yang belum. Misalnya paspor, yang sudah saya urus sejak dua tahun lalu dan belum pernah dipergunakan. Selanjutnya, kartu keluarga (sejak nikah saya belum urus yang baru), lalu KTP istri yang harus diubah domisili (saya mesti bolak-balik ke kantor lurah), ijazah yang harus ditranslet (udah ditranslet tapi kopian dan pengesahannya masih kurang), akte kelahiran, surat nikah, hingga pas foto.

Di luar dari kewajiban tersebut, masih banyak tugas lain yang mesti tuntas. Misalnya buku yang diterbitkan respect, mengurus KP4 yang baru dan ada nama istri di situ, kartu askes sebagai jaminan kesehatan keluarga, serta mengurus tetek-bengek lainnya.

Hari ini saya kembali menerima email untuk mengisi Generic Application yang akan menentukan proses pemilihan universitas serta penempatan kelas belajar di UI nanti. Nah, mulailah saya kesulitan. Saya mesti memilih hendak belajar ke universitas mana di belahan bumi mana. Pihak IFP mengirimkan daftar ratusan universitas dan program studi yang mesti dipilih di seluruh dunia. Menurut panduan, kita hanya boleh memilih satu benua plus satu universitas home country (Australia, Indonesia, Thailand, Filipina, Korea). Jadi, jika milih Amerika, maka harus focus ke situ plus satu universitas di home country sebagai cadangan. Demikian pula jika memilih Eropa. Tidak boleh memilih satu universitas di Amerika, dan pilihan lainnya satu universitas di Inggris. Ini yang buat saya kesulitan milih mana yang baik sesuai kemampuan English dan akademik saya sendiri. 

Minggu ini adalah awal tantangan berat. Minggu ini adalah minggu kedua Ramadhan. Di tengah kewajiban dan kerja keras, ibadah mesti tetap tegak agar layar keimanan tidak diterjang badai. Semoga semuanya bisa dituntaskan. Amin.(*)

4 komentar:

Anonim mengatakan...

nida...jadi Amerika Serikat aja yah Om?? University of California ajah Om.... Seminar2 nya gilaaaaaaaaaaaaa....semua berbobot

Riana mengatakan...

minggu setelah lulus beasiswa mmng paling berat, Kak. saya jdi ingat waktu pngurusan dokumen beasiswa IELSP. luarbiasa repotnya. urus ini itu, print ini itu, scan dokumen ini itu. email kiri kanan...
alhamdulillah, selalu ada teman dan keluarga yang membantu dan mendukung juga setiap waktu.
tetap smangat, Kak!

recommended country: negara apapun di Europe. :)

Emma mengatakan...

Inggris kak, biar dwi tidak repot2 menyampaikan salam saya pada Matthew Bellamy :)

Anonim mengatakan...

Kak Yusran..congratulation..honestly masalah yang saya hadapi sekarang sama..beruntung kak Yusran udah Prajab, diri saya belum prajab.
Mohon trik dan tips nya tuk melobby atasan.
saya sedang mempersiapkan diri..kebetulan saya jg salah satu cpns di salah satu pemda di Indonesia..thx before =)

Posting Komentar