Sebab Nasib adalah Kesunyian Masing-Masing

SEORANG kawan di kampus Unhas akan meninggalkan Makassar. Ada sedih dan haru dalam hati tatkala mengingat hari yang berjalan di mana kita sama-sama mengisinya dengan kenangan serta ingatan yang indah-indah. Kenangan adalah satu-satunya tempat untuk menemukan dirimu. Kenangan adalah gumpalan-gumpalan bahagia yang mengendap di dasar hati kita dan terus membayang ketika kita hendak mengingat masa silam. Melalui kenangan itu, kita menemukan bahagia. Dan kampus adalah saksi tentang kenangan dan tentang kebersamaan yang pernah diukir bersama.

Kita pernah sama tumbuh dan mencari matahari, namun pada satu titik, kita harus sama-sama keluar dan mencari nasib dan menggantungkan hidup kita di situ. Chairil Anwar benar ketika mengatakan nasib adalah kesunyian masing-masing. Kita menerima nasib sebagai kulminasi dan kerja keras, serta tangan-tangan Tuhan yang bekerja atas apa yang kita mohonkan dan kita ukir. Nasib adalah kesunyian sebab kitalah yang menanggungnya, merasakannya dalam aliran darah kita, menjadi oksigen bagi setiap tarikan napas kita.

Nasib pulalah yang mempertemukan kita di sini, di kampus Unhas. Kita datang sendirian, dan pada akhirnya kelak kita akan sama-sama meninggalkan kampus ini sendirian. Kampus pernah menempa kita dengan satu pengharapan agar kelak kita sama-sama memberi makna bagi semesta kita yang melingkupi. Agar kelak kita sama-sama berbuat sesuatu yang lebih baik bagi semesta, bagi dunia sekitar kita, dan bagi setiap tetes kehidupan yang mengalir di permukaan bumi.

Semoga kau tetap mencari dan memberi makna, pada setiap inchi kepergianmu. Jadilah matahari bagi sekitarmu...



Buat Rahe yang akan kembali ke Gorontalo
Keep fighting till the end...

0 komentar:

Posting Komentar