HARI ini, saya menghabiskan waktu cukup
lama di blog milik Tom Pepinsky. Beliau bekerja sebagai associate professor di
Cornell University. Saya tak menyangka kalau salah satu Indonesianis terkemuka
ini cukup rajin menulis blog, setia membagikan analisisnya atas satu kejadian,
serta rajin berbagi pengetahuan.
Sebagai pengkaji ilmu politik dan
pemerintahan, ia sungguh produktif membuat penelitian serta analisis tentang
perkembangan politik terbaru. Saya betah berkeliling di blognya. Ia tak hanya
menampilkan riset-riset dan publikasi jurnal internasional, ia juga bercerita
tentang amatan-amatan sederhana, semacam analisis awal yang bersifat
kilatan-kilatan pemikiran. Kelak, analisis itu bisa diolah lagi hingga menjadi
buah-buah pemikiran yang utuh.
Ia tak menulis hal yang panjang-panjang.
Kebanyakan tulisan blognya hanya tiga atau empat paragraf. Tapi dikemas dalam
catatan yang simpel dan mencerahkan. Dari sisi tema, ia tak hanya membahas
hal-hal yang terkait dengan bidang ilmunya yakni politik dan pemerintahan. Bahkan
ia juga menulis catatan tentang buku yang dibacanya.
Blognya mengajarkan saya bahwa seorang
pemikir adalah seorang manusia biasa yang bergelut dengan banyak hal
remeh-temeh dalam kehidupannya. Lewat hal biasa itulah, orisinalitas berpikir
seseorang bisa diasah dan kelak akan menemukan bentuknya. Lewat kisah-kisah
sederhana, seseorang sedang menganalisis, menggunakan kamera batinnya untuk
memahami banyak hal lalu mempersembahkan kesan atas sesuatu itu kepada banyak
orang. Dengan cara demikian, ia seolah menegaskan
bahwa ilmu pengetahuan bukanlah sesuatu yang final, melainkan sesuatu yang
terus berkembang dan memperkaya dirinya. Itulah kesan saat berkunjung ke blog
Tom pepinsky.
Barangkali inilah yang disebut sebagai The Power of Simplicity. Semakin sederhana dan bisa dipahami, maka gagasan itu punya kesempatan untuk menjadi lebih powerful dan menggerakkan perubahan. Minimal, gagasan itu bisa mengendap dalam kepala orang lain, merasuki segenap cara berpikirnya, lalu kelak akan berkecambah menjadi kesadaran. pada titik ini, sang pemilik gagasan telah menjadi intelektual organik yang ide-idenya punya kekuatan perubahan.
Anda ingin berkunjung ke situ? Klik DISINI.
1 komentar:
garena
Posting Komentar