HANYA di Lombok, saya mencicipi sate cumi yang nikmat. Seminggu setelah meninggalkan wilayah itu, saya masih terkenang dengan sate cumi yang nikmat itu. Namun setelah saya pikir-pikir lagi, barangkali yang bikin nikmat bukanlah satenya, melainkan tempat mencicipinya yang sangat mendukung untuk menghadirkan rasa nikmat. Maklumlah, saya menikmatinya di tepi pantai berpasir putih, tak jauh dari jembatan penyeberangan ke Gili Nanggu.
Nikmat perjalanan mengunjungi beberapa
tempat di tanah air adalah kesempatan untuk menyaksikan berbagai kuliner khas
di berbagai tempat. Di Lombok, saya juga mencicipi ayam taliwang yang amat nikmat. Tapi,
lagi-lagi yang teringat adalah sate cumi-cumi di dekat penyeberangan ke Gili
Nanggu. Lagi-lagi yang terkenang adalah tempat berpasir putih, serta ada dangau
kecil tempat mencicipi sate cumi.
Coba bayangkan, Indonesia adalah negeri
yang amat kaya dengan berbgai khasanah kuliner. Jika setiap tempat memiliki
satu kuliner yang unik, maka perjalanan mengelilingi Indonesia bisa menjadi
perjalanan yang mengasyikkan sebab akan dipenuhi berbagai kisah, sejarah, serta
harum aroma kuliner yang menggoda ‘iman’ di manapun anda berada. Perjalanan itu
bisa menjadi medium efektif untuk memahami bahwa kuliner bukan sekadar makanan,
tapi juga merupakan tradisi, budaya, serta tradisi.
Melalui kuliner, kecintaan pada bangsa
bisa diasah. Mengapa? Sebab rasa dan aroma khas kuliner akan menyadarkan kita
bahwa setiap tempat memiliki keunikan, sejarah, serta peta sosial budaya yang
berbeda. Kuliner adalah jalan masuk untuk mengenali jantung budaya setiap
bangsa, sekaligus jalan lurus untuk tiba pada satu simpulan: Indonesia adalah
negeri yang beragam namun secara ajaib bisa bersatu. Bahwa persatuan itu bukan
sesuatu yang dipaksakan, melainkan terjadi secara alamiah melalui banyak unsur. Kuliner adalah salah satu unsur perekatnya.
0 komentar:
Posting Komentar