Politik di Mata Tukang Becak di Ujung Jalan Sana


DI mana-mana orang bicara politik. Media massa selalu membahas politik. Para menteri dan politisi tak henti membahas politik. Bahkan tukang becak dan tukang cukur di tepi jalan di dekat pohon beringin sana juga ikut-ikutan membahas politik. Wake up man! Apakah kita bisa mengesampingkan diskusi politik barang sejenak?

Kata banyak orang, politik itu baik, sepanjang diarahkan untuk menyempurnakan kehidupan manusia. Akan tetapi di sini, politik mengalami penciutan makna. Politik adalah kursi serta kekuasaan. Semua ingin mencari kursi, posisi, serta kedudukan. Semua ingin memiliki kekuasaan di tangan, lalu bertarung demi kekuasaan itu untuk menggapai kemenangan, lalu bangga dengan segala pencapaian.

Mengapa tukang becak di tepi jalan sana ikut membahas politik? Sebab mereka berpikir pragmatis untuk mendapatkan sesuatu di balik wacana politik. Para politisi adalah mahluk yang paling gampang dibodohi. Temui saja dan katakan jika kamu pendukungnya, pasti senyumnya akan melebar. Meskipun beberapa jam setelah itu, dia akan mengklaim kamu sebagai pengikutnya. Tak mengapa, yang penting uang mengucur, demikian kata mereka yang mengayuh becak di ujung jalan sana.

Politik laksana virus yang menyebar, lalu membelit semua orang. Ada yang untung, dan ada yang remuk. Ada yang bahagia, dan ada yang terpuruk. Yang pasti, tukang becak dan tukang cukur di sana akan selalu untung. Mereka bisa berada di mana-mana, bermain di mana-mana, lalu memperdayai banyak politisi.

0 komentar:

Posting Komentar