Lelaki di Balik Istana


ilustrasi

LELAKI itu bertubuh tambun. Wajahnya legam karena dibakar matahari. Usianya sekitar 50-an. Penampilannya seperti seorang pekerja kasar. Tak ada sesuatu yang istimewa dari dirinya. Namun saat saya berkunjung ke rumahnya, saya dibuat tercengang. Rumahnya serupa istana tiga lantai dengan air-air mancur di dalamnya.

Kemarin, pria itu mengajak saya untuk makan siang di rumahnya yang serupa istana di Baubau. Ia ingin mengenal lebih dekat sembari menunjukkan rumahnya. Ia tak hendak menyombongkan diri. Ia hanya ingin kami saling mengenal. Hanya saja, saya tak bisa menutupi kekaguman ini. Di balik penampilan yang biasa itu, terdapat kekayaan yang sukar saya kira. Ia seorang pebisnis handal yang bisa mengubah sampah menjadi emas.

Bisnisnya memang berkaitan dengan sampah. Ia mendaur ulang sampah, kemudian menjualnya kembali. Ia juga membeli besi-besi tua untuk kemudian dipasarkan ke jaringannya di beberapa kota besar. Pernah sekali saya melihat kantor atau tempatnya bekerja yang serupa gudang berisikan sampah. Sungguh saya tak menyangka kalau omzetnya bisa miliaran. Lewat bisnis itu, ia bisa demikian berjaya.

Pertemuan dengan pria itu membersitkan beberapa mata air inspirasi. Tak perlu bersekolah tinggi demi menggapai kekayaan. Tak perlu analisis yang canggih-canggih demi mengumpulkan pundi-pundi kekayaan. Yang terpenting adalah keberanian serta sikap tahan banting saat memulai usaha. Yang juga penting adalah semangat berusaha serta berjalan lurus di atas satu track atau lintasan.

Saat melihat rumahnya yang mewah, saya sempat berkata kalau rumah itu cocok dijadikan hotel, atau minimal tempat suting sinetron. Ternyata, ia punya rencana untuk dijadikan hotel. Apalagi ia telah membeli tanah luas di depan rumahnya untuk dijadikan lahan parkir. Sempat saya menyelutuk, “Bisa-bisa ini akan jadi pesaing hotel besar kepunyaan pedagang keturunan Tionghoa di sudut jalan sana.”

Ia menjawab dengan kalimat yang bikin saya makin kagum. “Tidak mungkin saya mengambil rezekinya. Dia juga tidak mungkin mengambil rezekiku. Tuhan menurunkan rezeki kami masing-masing sesuai takarannya.”

Saya mendapat satu lagi rahasia untuk kaya. Yakni religiusitas serta keyakinan bahwa Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk semua orang.


Baubau, 23 Juni 2013

0 komentar:

Posting Komentar