Ber-Iphone 4 Demi Narsis

KEMARIN, saya resmi menerima hadiah Iphone 4 atas sebuah tulisan yang jadi juara lomba. Saya bahagia karena menerima penghargaan itu dalam sebuah acara yang dihadiri blogger Kompasiana se-Sulawesi Selatan. Saya seolah sedang bermimpi. Kepada istri, saya sering berkata, "Kok bisa, sebuah tulisan yang hanya dibuat dalam tempo tidak sampai 30 menit, tiba-tiba jadi buah bibir dan memenangkan hadiah tertinggi?"

saat menerima hadiah dari Pepih Nugraha, editor senior Kompas

Tapi inilah kenyataanya. Hadiah ini membuat saya naik kelas untuk dua hal. Pertama, dari status sebagai pemakai HP Cina bermerk Mitho, yang harganya di pasaran cuma 500 ribu, kini akan menyandang ponsel jenis Apple Iphone 4 yang harganya di pasaran hingga Rp 7 juta lebih. Kedua, status saya sebagai penulis langsung naik kelas. Dalam pertemuan blogger, teman-teman memosisikan saya sebagai 'Yang Dituakan.' Malah, dalam pertemuan kemarin, beberapa blogger senior Kompasiana di Makassar hendak mendapuk saya sebagai ketua Kompasioner se-Makassar, sebuah posisi yang tidak mungkin saya ambil dikarenakan sering bepergian. Makanya, saya melihat permintaan itu sebagai apresiasi atas apa yang diraih. Saya mesti melihatnya sebagai cambuk untuk terus mengasah diri dan mencapai level tertentu.

Hari ini, saya mulai menimang-nimang hadiah tersebut. Saya baru tahu kalau ternyata Iphone 4 tidak sama dengan HP cina yang begitu dibeli langsung dipakai. Ternyata HP ini dibeli dalam keadaan kosong, dan kita mesti membeli program di Application Store mili Apple terdekat. Setelah itu, transaksi akan dilakukan lewat online di mana pembayarannya melalui kartu kredit. Beberapa teman menyarankan agar HP itu di-jailbreak, yakni dibongkar kode-kodenya sehingga bisa dimasukkan banyak program secara gratis. Tapi risiko ketika men-jailbreak adalah karti garansi yang diberikan Apple tidak lagi berlaku. Nah, pilih mana?

Iphone 4

Saya benar-benar awam soal ini. Ternyata harga mahal itu harus diikuti prosedur yang cukup ribet. Saya memang bukan bagian dari kelas pemakai ponsel ini yang setiap saat bisa bertransaksi dengan credit card. Makanya, saya melihat HP ini hanya untuk gaya-gayaan. Saya memakai HP ini demi narsis. Biar dikira orang kaya. Hehehe.


Makassar, 24 Juli 2011

2 komentar:

Suanggi-Suanggi mengatakan...

Asyik! Selamat deh.

Anonim mengatakan...

banyak ji tauwwa aplikasi gratis-nya... hehehehe... #laskar pembela iPhone

Posting Komentar