Saya bukan marketer atau pemasar. Tapi setiap kali ada buku baru yang dibuat para marketer, saya selalu tidak sabar untuk membacanya. Di antara nama-nama penulis yang saya tunggu2 adalah Rhenald Kasali dan Kermawan Kartajaya.
Ada beberapa alasan mengapa saya suka membaca tulisan orang marketing.
Pertama, mereka selalu menulis sesuatu dengan cara yang sesederhana mungkin. Mereka tidak suka memusingkan pembacanya. Beda dengan para ilmuwan sosial dan politik yang suka jlimet. Kalaupun memakai kata dalam bahasa Inggris, biasanya kata-kata yang mudah dipahami dan pasaran.
Kedua, mereka suka menulis berdasarkan pengalaman sendiri. Saya suka membaca catatan, yang penulisnya memakai kata “saya.” Sebab di situ ada unsur personal, serta perjalanan seseorang memahami sesuatu. Kita diajak masuk ke dalam pikiran seseorang untuk menelusuri pesan dan makna.
Ketiga, mereka peka dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Saat membaca buku yang ditulis Hermawan Kertajaya, dia suka mengambil contoh apa yang ada di sekitarnya. Di buku terbarunya ini, dia menjelaskan tentang game, film The Rings, konten Youtube, dan K-Pop. Dia selalu update dengan informasi terbaru, bahkan apa saja yang tengah happening di kalangan anak2 jaman now.
Dalam buku terbarunya yakni The Real Marketing, terbit tahun 2020, dia menjelaskan perjalanan konsep pemasaran yang dikembangkannya, sehingga dirinya menjadi satu dari 50 orang yang mengubah marketing dunia.
Bagian yang saya sukai adalah dia menjelaskan perjalanan kariernya. Mulanya dia menulis di Jawa Pos, kemudian mulai mengisi seminar. Suatu hari dia disentil muridnya peserta training yang menyebut dirinya fasih membahas semua konsep, tapi tidak pnya konsep sendiri.
Perjalanan untuk menjadi ilmuwan level dunia dimulai dari pertanyaan itu, hingga kelak dirinya bisa berkolaborasi dengan para guru marketing yakni Al Ries, Jack Trout dan Kehnichi Ohmae, serta Philip Kottler yang disebut sebagai the father of modern marketing. Kini, Hermawan telah mendunia.
Buku ini sudah beredar. Tapi belum ada di toko Gramedia. Mungkin karena pandemi. Versi e-book bisa dibeli di Gramedia online, juga Google PLaybook. Tapi saya beruntung karena ada orang baik yang mengirimkan pdf-nya, sehingga saya bisa mencetaknya dengan kualitas baik.
Anda ingin baca? Cari dong.
0 komentar:
Posting Komentar