Membaca Ulang Soedjatmoko


Dia belajar di Sekolah Kedokteran Jawa, tetapi lebih banyak membahas ilmu sosial. Dia ikut terlibat dalam aktivisme dan dunia intelektual. Dia bergaul dengan Sjahrir dan Agus Salim. 

Di usia 23 tahun, dia menjadi diplomat ulung termuda yang membela Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar. 

Dia bukan intelektual yang berumah di menara gading. Diplomat senior dan duta besar ini mendirikan banyak majalah, memantik polemik berbagai isu, mulai budaya, filsafat, hingga sastra. 

Pria yang disapa Soedjatmoko atau Mas Koko ini adalah cendekiawan awal negeri ini yang hendak mencari jawaban atas berbagai isu sosial ekonomi.

Jurnalistik adalah rumahnya untuk menyapa banyak orang, membuka diskusi, dan mengajak para cendekia Indonesia memikirkan berbagai tema-tema besar. Dia seorang intelektual publik yang menyapa orang banyak dengan gagasan-gagasan. Sebab gagasan punya kaki untuk bergerak.

Saya masih memendam kagum saat membaca bukunya di tahun 2000-an. Dia membahas pembangunan sebagai kebebasan, teknologi sebagai tradisi, juga ekonomi yang mendorong lahirnya daya cipta. Dia sudah membahas dampak pembangunan, serta posisi ilmu sosial.

Dia seorang intelektual generalis yang berbicara berbagai topik, tanpa disekat oleh satu disiplin ilmu tertentu. Tepat kata Ignas Kleden, kalau dia bukan ilmuwan, melainkan intelektual yang menggumuli setiap persoalan dengan serius.

Posisinya sebagai intelektual publik membawanya berkelana ke banyak negara dan menjadi pengajar di kampus-kampus terkemuka. Hingga dia diangkat sebagai Rektor Universitas PBB di Tokyo, Jepang.

Kini, pemikiran pria yang dikenal sebagai Soedjatmoko ini dibahas dalam edisi khusus Prisma, oleh para intelektual muda yang tidak pernah bersentuhan dengannya. Semoga kelak Prisma juga membahas sosok-sosok cendekia lain seperti Arief Budiman.



2 komentar:

celotehnur54 mengatakan...

Usia 23 tahun sudah jadi
diplomat. Mantap ....

Anonim mengatakan...

Terima kasih banyak mas Yusran telah mengulas sang guru "Soedjatmoko". Saya menulis skripsi tentang ide beliau dengan judul "Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Menurut Soedjatmoko". Sayang belum bisa diterbitkan jadi buku.

Posting Komentar