Mereka yang memasuki medan
perang tanpa persiapan,
sama halnya dengan
menyerahkan nyawa secara gratis kepada musuh.
KALIMAT ini tepat benar ditujukan kepada
saya. Barusan saya menjalani seleksi untuk sebuah program. Saya tak memprediksi
apa-apa saja yang hendak ditanyakan. Saya juga tak mempersiapkan diri atau
meng-update pengetahuan dengan
amunisi terbaru. Saat memasuki medan peperangan, maka saya langsung dibombardir
dengan berbagai serangan.
Dalam kisah Musashi karya Eiji Yosikhawa,
saya menyukai adegan ketika Takuan, seorang tua yang kurus kering, menaklukan
Musashi. Ketika Musashi bersembunyi di hutan, Takuan tak mau mencarinya. Jika
dilakukan, ia pasti akan dipatahkan oleh Musashi, sang pendekar. Takuan
menunggu selama beberapa hari hingga Musashi kelaparan. Saat itulah, Takuan
membakar ikan yang asapnya memenuhi hutan, sehigga Musashi lalu datang
mendekat. Saat itulah, ia menaklukan sang pendekar.
Hari ini, saya tidak di posisi Takuan.
Saya menjadi Musashi yang meledak-ledak, lalu gampang dipancing keluar dengan
ikan bakar yang baunya harum dan menyebar. Saya masuk dalam perangkap, dan
selanjutnya mudah ditaklukan lalu dikuliti hingga habis tersisa. Saya takluk
hanya dalam satu atau dua sentuhan strategi.
Jalan terbaik adalah belajar banyak dari
proses yang telah dilalui. Saya mesti terbiasa dengan segala yang terjadi. Saya
mesti beradaptasi dengan semua situasi
yang berubah. Dan saya mesti melakukan segala hal terbaik dalam setiap kesempatan.
Selanjutnya, biarkanlah semesta yang mengaturnya.(*)
2 komentar:
banyak orang tdk dapat menerima kekalahan dan memebrikan alasan yg tidak rasional tetapi anda dapat menerima nya dengan lapang dada tanpa menyalahkan siapa2 ...
hehehe. makasih. hanya itu yang bisa sy lakukan. menyalahkan keadaan tak akan membuat sy menang. hehehe
Posting Komentar