gadis-gadis yang sibuk memotret jerapah |
PERIBAHASA “lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya” ternyata
berlaku di mana-mana. Tadi siang, saya menyaksikan gadis-gadis Amerika yang
muda dan cantik-cantik mengelu-elukan kambing-kambing yang baunya bikin saya
mau muntah. Gadis-gadis itu memeluk kambing, lalu memangku, kemudian menciuminya.
Hmm.
Di tanah Athens, Ohio, kambing tidak
selalu dianggap sebagai ternak, yang dipelihara demi untuk disemebelih,
sebagaimana di tanah air. Di sini, kambing serupa kucing atau anjing yang
dipelihara dalam rumah, dijadikan hewan kesayangan, yang dielus-elus, lalu
dipeluk. Kambing diperlakukan sebagai hewan kesayangan (pet).
Hari ini, pihak Ohio University membuat
program yang dinamakan mini zoo. Program ini dibuat demi untuk memberikan
hiburan bagi banyak anak-anak serta keluarga di sekitar kampus. Sebelumnya,
saya pernah melihat sirkus, konser musik klasik, tari, hingga banyak acara
lainnya. Pernah pula saya melihat mini zoo, yang menghadirkan burung pelikan,
anak harimau, kucing hutan, dan kura-kura.
bermain-main dengan kambing |
Kali ini, mini zoo menghadirkan binatang
seperti kambing, keledai (donkey), domba yang bulunya panjang-panjang, anjing
kecil (puppy), serta jerapah. Jumlah binatangnya tak seberapa banyak, tapi
sudah cukup untuk membuat para gadis-gadis mahasiswi berdatangan sambil
berteriak, “So cute..” Mungkin, hanya saya sendiri yang terheran-heran. Apa
istimewanya melihat kambing?
Di kampung saya, kambing dikandangkan di
kolong rumah panggung. Jelang Idul Adha, kambing akan dijual dalam jumlah
massal di jalan-jalan. Saya sangat kenal bau kambing, meskipun dari radius satu
kilometer. Saya tak pernah berpikir akan memeluk-meluk atau menciumi kambing.
Aneh saja jika kambing disetarakan dengan kucing.
Gadis-gadis bule yang saya saksikan tadi
siang seolah mengajarkan saya bahwa kebudayaan adalah sebah jejaring makna yang
membuat kita melihat sesuatu dengan cara berbeda. Mereka punya konsep berpikir
bahwa kambing bisa serupa boneka yang bisa diajak bercanda, diberi minuman
lewat susu botol, hingga bisa diciumi. Mereka punya konsep kecintaan pada
hewan, sehingga benda seperti kura-kura bisa menjadi idola bagi mereka, sebagaimana
pernah saya saksikan beberapa waktu lalu.
kambing kok dipotret? |
binatang Lama |
Nampaknya, bukan cuma gadis-gadis bule itu
yang tergila-gila melihat kambing. Anak saya Ara juga ikut tergila-gila. Ketika
melihat kambing, ia sangat kegirangan, hingga ikut masuk ke kerumunan kambing
demi untuk memegang dan mengelusnya. Ketika saya terheran-heran melihat cewek bule
yang memanggil kambing dengan sapaan ‘honey’, tiba-tiba saya melihat Ara
menciumi kambing. What?
Sayang sekali karena Ara tidak seberapa
merasakan bagaimana kambing di Indonesia. Ketika datang ke Athens, ia masih
dalam fase merangkak. Kini, ia sudah bisa berlari serta bermain-main. Ia juga
sudah mulai memiliki teman, serta mulai mengenali binatang-binatang. Pantas
saja jika ia melihat kambing sebagaimana cewek bule itu.
Yah, semoga kebiasaan mencium kambing itu hanya dilakukannya di Athens. Kalau dia melakukan itu di Indonesia, bisa-bisa ada tuduhan kalau Ara bertindak aneh. Hehehe...
Athens, 18 April 2013
1 komentar:
lucunya Ara..
Posting Komentar