Saya Ingin Meninju Tembok, Meskipun Berdarah!


HUH….!!! Saya tak suka dengan hidup yang datar-datar saja, tanpa kerja keras. Saya tidak mau menjalani kehidupan yang segalanya tersedia di depan mata. Hidup yang seperti sinetron televisi di mana semuanya serba kaya-raya. Saya menginginkan hidup yang bergejolak. Hidup yang penuh dengan dinamika dan tantangan. Saya ingin berjalan di atas jalan yang penuh cadas sehingga mengasah inteligensi dan naluri saya untuk senantiasa menemukan jalan terbaik.

Saya tak mau hidup yang segalanya disediakan dan tinggal menjalani. Saya siap berdiri tegak menantang matahari, meskipun kelak akan bernasib seperti Icarus yang meleleh sebelum menggapai matahari. Saya dikepung hasrat untuk menggapai sesuatu. Saya ingin menghantamkan tinju ini ke tembok, meski resikonya adalah berdarah-darah.

Hidup adalah perkara menentukan pilihan-pilihan di tengah banyaknya pilihan yang serba sulit. Dan saya memilih hidup yang penuh dengan gemuruh. Saya menyenangi saat-saat ketika bangun pagi, sudah dihadapkan dengan masalah-masalah. Saya menyenangi saat-saat memutar otak untuk lepas dari belitan masalah. Saat-saat ketika semua pikiran dan emosi tercurah menjadi tindakan-tindakan bermakna, penuh kehati-hatian, dan melepaskan diri dari jerat masalah. Saya ingin hidupnya para petarung yang siap menjadi martir di medan laga.

Dan inilah saya yang bahagia dengan hidup penuh dinamika. Inilah hidupnya para lelaki yang terlahir untuk bertarung dengan alam dan menaklukan nasib demi sebuah karpet merah masa depan. Inilah hidup yang saya banggakan. Bukan seperti hidup ala sinetron.(*)

0 komentar:

Posting Komentar