Membuka Kotak Pandora Nasib

”.....ketika Pandora membuka kotak pemberian Zeus tersebut,
segera keluarlah beragam kemalangan, penderitaan,
dan nestapa yang akan menjadi duri
dalam ziarah perjalanan umat manusia.”

---- Friedrich Nietzsche


KISAH Pandora dalam mitologi Yunani ini menjadi kisah yang disebut asal-muasal semua tragedi kekerasan dan kemalangan manusia. Pandora adalah perempuan pertama yang diciptakan oleh Dewa Hephaestus atas permintaan Zeus, sebagai penghuni bumi. Ketika kotak dibuka, berjejalan keluar monster yang akan membawa derita bagi manusia di muka bumi. Kisah pandora tersebut pertama kali saya baca dalam karya Nietzsche yang berjudul Thus Spoken Zarathustra.

Kata Nietzsche, andaikan Pandora tidak membuka kotak tersebut, barangkali tidak ada kemalangan di muka bumi ini. Sayangnya, kelanjutan mitos ini jarang sekali dikisahkan. Padahal, pada bagian lanjutan kisah itu, Pandora yang jelita itu bersedih lantaran kemalangan hingga menangis tersedu-sedu. Ia lalu bergerak cepat hendak menutup kotak yang mengeluarkan semua kemalangan. Namun, saat itu juga keluarlah kupu-kupu harapan sebagai penawar dari kemalangan tersebut. Manusia akan menjalani nestapa, namun harapan akan membuat manusia tersebut selalu bertahan dan menjalani hari dengan bahagia. Manusia akan bersedih ketika monster bencana menghajar, namun manusia selalu bahagia sebab meyakini akan ada kupu-kupu harapan yang datang menyapa.

Mitologi Yunani menang banyak berisikan kisah tragik yang menyimpan dua sisi dalam kehidupan. Banyak mitos Yunani yang dimulai dengan ramalan (prediksi), namun berakhir dengan tragik. Semisal Oediphus yang saat lahir diramal akan membunuh ayahnya dan mengawini ibunya ketika dewasa. Oediphus lalu diasingkan. Ia lalu tumbuh dalam balutan semangat untuk menentang otoritas para dewa. Sayang sekali, Oediphus tak kuasa menahan laju takdir. Ia melakukan hal yang digariskan dalam nujum.

Kisah Dewi Pandora agak berbeda dengan kisah Yunani lainnya. Namun tetap saja ada benang merah yang ditarik yaitu hidup berjalan seimbang. Sebuah guncangan akan mempengaruhi sisi lain kehidupan. Keseimbangan alam akan tercipta manakala dua sisi tersebut mengalami dialektika secara terus-menerus sehingga saling mengontrol. Kedua sisi dalam hidup itu adalah instrumen untuk menjaga keseimbangan alam sekaligus kisah yang mengandung ajaran moralitas.

Dua sisi yaitu bencana dan harapan adalah logika berpasangan yang dijelaskan Levi Strauss sebagai oposisi biner. Yang satu menegasi yang lain. Saya menemukan dua sisi ini ketika mewawancarai sejumlah korban komunis di Pulau Buton. Dua sisi itu hadir bersama-sama dalam diri individu kala membahas peristiwa itu. Sisi nestapa akan hadir tatkala membahas bagaimana penangkapan dan penyiksaan, namun sisi harapan akan mencuat kala membahas bagaimana nasib para penyiksa yang kemudian kerap disebut bekerjanya hukum keadilan Tuhan atas manusia di muka bumi. Sepanjang penelitian saya di Buton, saya selalu menemui kisah-kisah yang berisikan nestapa dan sedu sedan, namun sering pula saya menemukan sorot mata dan binar bahagia ketika kisah nasib para penyiksa itu dituturkan. Sebagaimana halnya dua sisi dari kotak pandora, para informan mengisahkannya dengan ekspresi yang berbeda. Jika kisah penyiksaan disampaikan dalam tutur kata yang pelan dan diselingi air mata yang menetes, maka kisah para penyiksa disampaikan dalam bahasa yang meledak-ledak seakan penuh semangat.(*)

0 komentar:

Posting Komentar