Menjadi GIVER

 


Sahabat itu datang menemui saya di satu sore. Dia curhat tentang kehidupan ekonomi keluarganya yang biasa-biasa. Kariernya tidak begitu sukses. Dia selalu melakukan banyak hal, tapi nafkah keluarganya tidak mencukupi. Istrinya pun ingin pisah.

Saya tahu persis sahabat ini adalah orang baik. Dia tidak pernah ragu-ragu jika hendak membantu orang lain. Setiap ada rejeki, pasti akan dia berikan kepada yang butuh. Dia pun siap sedia membantu orang lain jika meminta. Lantas, kenapa dia tidak sukses?

Saya teringat buku Give and Take yang ditulis Adam Grant. Menurut psikolog yang juga konsultan di Google, orang baik justru banyak yang gagal. Orang baik bisa menjadi yang paling gagal di antara berbagai tipe manusia.

Dia membagi manusia dalam banyak tipe. Tipe pertema adalah tipe pemberi (giver). Ini adalah tipe mereka yang paling suka berbagi, suka membantu tanpa pamrih, dan setiap saat bersedia untuk membantu orang lain.

Tipe kedua adalah tipe pengambil (Taker). Ini adalah tipe orang yang suka memanfaatkan orang lain. Orang dengan tipe ini hanya bersedia membantu jika dia melihat ada manfaat langsung yang diterima. Jika tidak, dia akan menolak untuk memberi.

Tipe ketiga adalah penyeimbang (Matcher). Ini adalah tipe mereka yang seimbang. Jika dia menerima kebaikan, akan berusaha membalas kebaikan itu. Jika kita jahat kepadanya, dia pun akan membalas kejahatan itu. Minimal, dia tidak mau berkawan.

Nah, kata Adam Grant, lebih 56 persen manusia bumi adalah tipe Matcher. Tipe ini selalu membalas kebaikan, juga menjaga hubungan dengan para Giver. Seorang Matcher akan menjaga jarak dengan para Taker. Sebab sekali mereka dimanfaatkan, maka mereka bisa berpotensi membalas perlakuan itu.

Jika dibuat urutan sukses, siapa yang paling di bawah? Adam Grant menjawab Giver. Mengapa? Sebab seorang Giver sering kali hanya memikirkan orang lain, tanpa memikirkan dirinya. Seorang Giver gagal sering jadi bulan-bulanan dari para bos yang pragmatis.

Lihat saja di kantor-kantor. Seorang Giver akan bersedia menjalankan perintah apapun, meskipun tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya. Dia akan selalu bilang Yes, meskipun dalam hati kecilnya tahu kalau dia sedang dieksploitasi. Saat tahu dia dimanfaatkan, dia hanya menerima lapang dada dan menyerahkan pada Tuhan.

Di atasnya, ada Taker. Seorang Taker hanya mengambil untung sesaat, setelah itu perlahan akan gagal. Mengapa? Sebab orang-orang akan menjauh. Dalam jangka pendek, dia bisa sukses memanfaatkan orang lain, namun seiring waktu, reputasinya akan menyebar sehingga orang-orang tidak mau mengambil risiko berdekatan.

Di atas Taker, barulah tipe Matcher. Tipe ini akan menjaga keseimbangan, sehingga tidak terlalu gagal, juga tidak terlalu sukses. Posisinya di tengah-tengah.

Siapa yang paling sukses dan paling kaya? Jawabannya adalah Giver. Jadi seorang Giver bisa menjadi tersukses, bisa pula tergagal. Lantas apa yang membedakan keduanya?

Seorang Giver sukses selalu punya tujuan kapan dia harus memberi dan kapan harus menolak. Meskipun dia kaya, dia tidak lantas memberi semua orang yang datang meminta apalagi jika permintaan itu diawali pujian-pujian. Dia akan selektif, hanya tanpa pamrih pada orang yang pantas dibantu.

Giver sukses akan melihat hubungan-hubungan jangka panjang. Saat dia memberi, maka dia bisa memastikan bahwa kelak orang yang diberi akan loyal dan membalas pemberian itu. Dengan cara memberi, lingkaran pengaruh dan reputasinya menyebar, sehingga semua orang ingin bekerja sama dengannya.

Di era kekinian, semua pekerjaan selalu berbasis pada jaringan. Makanya, istilah "Your Network is Your Net Worth" sangat tepat. Melalui silaturahmi dan pemberian, seorang Giver akan terus memperluas jaringan sosialnya, sehingga hubungan-hubungan itu membuahkan hasil kepadanya.

Contoh Giver sukses ini bisa dilihat pada Angel Investor yang selalu membantu anak muda pengembang start-up dengan harapan kelak usahanya akan besar. Jika sukses, dia akan untung, namun jika gagal, dia tidak berharap uangnya kembali. Niatnya membantu, tapi tetunya ada analisis bisnis yang komprehensif tentang potensi cuan di masa mendatang.

Giver sukses berprinsip "You Win, I Win". Dia menjadikan pemberian dan kemurah-hatian sebagai strategi untuk membangn relasi-relasi dan hubungan jangka panjang. Dia ibarat menanam pohon, yang kelak akan tumbuh besar lalu memberi banyak buah manis.

“Saya paling rajin dan paling membantu, tapi kenapa saya merasa paling gagal? Yos, apa kamu bisa bantu saya?” tanya sahabat ini.

Saya hanya bisa diam dan mendengarkan. Saya hanya seorang Matcher yang tak bisa berbuat banyak. Saya ingin membantu, tapi saya ragu-ragu apakah bantuan itu kembali ataukah tidak.

Saya lihat, dia menunggu jawaban.



0 komentar:

Posting Komentar