ilustrasi |
JAUH sebelum menjadi blogger, saya merasakan
bagaimana nikmatnya menulis di media cetak. Saat berprofesi sebagai jurnalis di
satu media, saya merasakan bagaimana menulis setiap hari, dan menyeleksi
tulisan mana yang dimuat di media. Hingga akhirnya, saya mundur dari dunia itu,
kaki saya masih berpijak di dunia aksara. Saya menyebar tulisan di banyak media
demi menopang hidup.
Tanpa bermaksud angkuh, saya telah menjajal
berbagai genre dan medium menulis, mulai dari opini media, artikel majalah,
newsletter, buku, jurnal ilmiah, hingga publikasi internasional. Namun saya
justru menemukan passion saya di dunia blogger. Saya menemukan satu kegairahan
yang tak saya temukan di media lain. Saya menemukan betapa nikmatnya menulis di
media baru ini, sesuatu yang tak banyak dipahami oleh para penulis di media
konvensional. Saya merasakan kebebasan, kegairahan, serta interaksi yang
membuat saya ketagihan di dunia ini.
Yang saya herankan, sering kali ada anggapan
bahwa blogger adalah kumpulan para penulis amatir yang hanya menulis curhat.
Anggapan ini salah besar. Bisa saya tunjukkan betapa banyaknya para cendekia,
profesor, dan penulis berpengalaman yang justru lebih nyaman menjadi blogger.
Bisa pula saya tunjukkan betapa banyak buku yang dilahirkan para blogger.
Mereka yang menganggap blogger bukan penulis adalah mereka yang kurang
berselancar di internet, kurang meng-update berbagai informasi yang
berseliweran. Mungkin saja mereka kurang piknik.
Namun jika saya renungi, terdapat beberapa
alasan mengapa dunia blog jauh lebih menyenangkan daripada dunia menulis di
media cetak.
Pertama, kebebasan. Menulis di blog membuat
saya bebas menulis apapun. Saya tak bisa didikte siapapun. Saya bisa menulis
berbagai topik yang saya sukai, mulai dari bacaan, film, hingga apa yang saya
pikirkan. Ini jelas berbeda dengan media konvensional di mana saya menulis
berdasarkan topik yang sedang hangat dibicarakan. Di dunia blog, saya bebas
menulis apapun, termasuk topik yang mustahil diangkat oleh media massa.
Saya tak harus bersetia pada gaya menulis yang
populer. Dengan menulis di blog, saya bebas memilih diksi, istilah, atau apapun
style menulis. Saya bebas memulai dari mana saja, tak harus
mengikuti kaidah penulisan berita yang 5W + 1H. Saya ibarat anak kecil yang
menemukan lahan bermain yang luas dan diijinkan berlarian sebebas mungkin.
Kedua, dunia blog mempertemukan saya dengan
banyak kalangan dari berbagai lapisan masyarakat. Para blogger itu bisa siapa
saja dan domisili di mana saja. Tak bisa dipetakan berdasarkan lapis sosial
tertentu. Mereka saling berbagi kabar dan berbagi pengetahuan secara gratis,
tanpa mengharapkan apapun.
Beberapa kali saya ke daerah, dan selalu
bertemu para blogger. Mereka bisa berprofesi sebagai pegawai kantoran, ataupun
ibu rumah tangga. Ada di antara mereka yang merupakan kelompok sosialita dengan
tas-tas mahal dan bermerek, tapi ada juga yang merupakan traveler dengan
bersendal jepit. Tak penting apa latar belakangnya, selagi saling berbagi kabar,
maka mereka akan selalu bertaut.
Sungguh beda dengan komunitas penulis opini
media yang pernah saya ikuti. Di situ adalah barisan para pemikir yang serius,
membaca buku-buku tebal, suka mengutip berbagai istilah. Di dunia blog, saya
bertemu warna-warni manusia yang menyukai beragam topik. Makanya, pertemuan
dengan para blogger selalu menjadi pertemuan yang paling menyenangkan. Kami
bisa bercerita bebas, berbagi makanan, tanpa harus ada yang jadi sentrum atau pusat. Semuanya
sejajar. Semuanya punya cerita.
Ketiga, seorang blogger adalah jurnalis,
editor, penerbit, serta pembaca sekaligus. Bayangkan, anda menjalankan sendiri
semua pekerjaan itu. Mulai dari menulis, mengedit, me-layout, memasukkan foto,
membuat ilustrasi hingga menerbitkannya sekaligus. Betapa nikmatnya meracik
sendiri bahan tulisan lalu mengolahnya dengan bahan yang ada hingga
menyajikannya. Seperti apapun kue tulisan yang hadir, maka itulah manifestasi
diri anda. Ada proses ketika anda terketuk ide, mulai mencari wadah menulis,
terkoneksi internet, lalu menambahi ilustrasi. Yummy! Jadilah hidangan tulisan
yang bergizi itu.
Keempat, dunia blog adalah dunia yang
anti-struktur dan anti-hierarki. Di media massa, betapa banyaknya struktur yang
harus dilewati agar tulisan anda lolos. Mulai dari jurnalis yang memeriksa
naskah redaktur, editor bahasa, redaktur pelaksana, hingga pemimpin redaksi.
Belum lagi hierarki di industri media yang setiap saat bisa membatalkan
tulisanmu untuk dimuat. Di semua fase, tulisan anda bisa terpental. Di dunia
blog, tak ada mahluk bernama bos. Kamulah satu-satunya yang mengendalikan struktur. Yang membatasi hanyalah
seberapa banyak kuota internet. Ada lagi, kalau listrik padam, kamu tak bisa
terkoneksi.
Kelima, dunia blog adalah dunia yang mudah
ditemukan. Tak perlu berlangganan informasi. Cukup menghidupkan perangkat
telepon genggam, maka kamu sudah bisa mengakses informasi dan menayangkan
tulisan. Orang-orang juga mudah mengenalimu saat sering membaca
tulisan-tulisanmu. Jangan salah, kamu bisa mendapatkan banyak rejeki tak
terduga dari aktivitasmu di dunia blog. Saya sering merasa terheran-heran saat
bertemu seseorang yang tahu segala hal tentang diri saya. Ternyata dia membaca
blog saya. Kadang risih juga saat dimintai tanda-tangan. Emang gue siape?
Jika media cetak peredarannya terbatas hanya
pada area tertentu, blog justru sangat fleksibel. Blog bisa dibaca di mana
saja, bahkan di luar negeri sekalipun. Jika suatu saat anda berkunjung ke
Planet Mars dan bisa mengakses internet, pasti anda bisa melihat blog, bisa
pula mengisinya. Blog tak mengenal tempat. Ia bisa ditemukan di mana saja, ia
juga bisa diisi di mana saja.
Keenam, dunia blog adalah dunia yang personal
sekaligus sosial. Personal dalam artian kita bebas menulis dengan menggunakan
perspektif diri kita sendiri. Di dunia blog, anda tak perlu gelar sarjana
politik untuk menjadi seorang penganalisis politik. Tak perlu menjadi jurnalis
bola untuk sekadar menjadi pengamat bola. Kamu bisa menjadi apa saja. Kamu bisa
menjadi dirimu sendiri, tanpa harus peduli dengan orang lain.
Sosial dalam artian kamu membangun interaksi
dengan blogger lain Minimal, blogger lain itu adalah sahabat dekatmu yang bisa
membaca lalu memberikan masukan. Kalau kamu aktif di facebook, cukup letakkan
tautan di timeline kamu, maka yakinlah, semua sahabatmu akan ikut melihat dan
penasaran atas apa yang kamu tulis. Artinya, setiap tulisan pasti ada
pembacanya. Minimal diri sendiri dan keluarga.
Ketujuh, ruang untuk menulis blog sangat luas.
Jika menulis di media massa, kamu harus memperhatikan seberapa panjang tulisan
yang dibutuhkan untuk dimuat. Menulis di blog, kamu bebas mengatur sendiri
berapa panjang naskahmu. Kamu bebas hendak menulis panjang dan pendek, bebas
memasukkan foto dan grafis, bebas mengisi sebanyak-banyaknya informasi. Tak
perlu khawatir. Internet adalah dunia maha luas yang belum bisa diketahui
tepian-tepiannya sampai batas mana. Artinya, kamu bisa berkrasi segila mungkin,
tanpa harus takut terbatasi.
Kedelapan, dunia ini tidak ribet. Dengan
bermodalkan telepon selular (ponsel), kamu sudah bisa meng-update isi blogmu lalu
menyebarkannya ke mana-mana. Kalau tak punya ponsel, kamu bisa ke warnet demi
meng-upload. Kalau masih tak ada lagi, bisa pergi ke restoran cepat saji yang menyediakan layanan internet gratis. Gampang khan?
Kesembilan, dunia blog adalah dunia yang terus
berproses. Mulanya nge-blog, saya hanya bisa menulis satu atau dua paragraf.
Seiring waktu, kemampuan terus berkembang. Kini, saya mulai bisa menulis
panjang-panjang dengan teknik menulis yang membuat orang lain betah membacanya.
Blog mengasah daya-daya kreativitas dan nalar seorang blogger untuk terus
menyempurna. Melalui interaksi dengan pembaca, seorang blogger bisa terus
belajar dan menyempurnakan tulisannya, menyerap semua energi kritik demi
menemukan karakter kuat dalam semua tulisan-tulisannya.
Kesepuluh, dunia blog adalah dunia yang abadi.
Semua tulisan tercatat rapi dalam jagad raya luas bernama internet. Tulisan itu
akan terus tayang dan bisa ditemukan siapapun yang ingin membacanya. Tulisan
itu tak mengenal istilah basi, bisa disaksikan setiap saat, bisa di-update
setiap saat, bisa pula dikoreksi setiap saat. Tulisan itu menjadi jejak yang
mengisahkan pemikiranmu pada satu kurun waktu, menjadi saksi atas apapun yang
kamu saksikan lalu pikirkan, menjadi tanda yang mengantarkanmu ke aras
kedewasaan dan kebijaksanaan.
***
INILAH sepuluh daftar yang saya temukan. Boleh
jadi, masih banyak hal lain yang belum sempat saya catat. Yang memotivasi saya bertahan di dunia ini adalah amatan saya tentang format media masa depan yang akan berevolusi ke arah media yang lebih personal. Orang-orang akan mencari media ataupun blog yang paling klik dengan hati dan pikirannya, lalu menjadi pengunjung setia blog itu demi menyerap semua informasi.
Dunia ini mempertemukan saya dengan banyak orang yang sepeminatan. Saya merasakan banyak kenikmatan di dunia blog yang selalu menjadi hal-hal yang membahagiakan. Ibarat rumah bermain, dunia blog selalu saja nyaman menjadi tempat untuk tetirah atau melepas kepenatan, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Di sini, saya menemukan oase atau tempat minum di tengah gurun kehidupan. Di sini pula saya berbagi banyak hal untuk saling menguatkan bersama semua orang yang menganggap saya sebagai sahabat.(*)
Dunia ini mempertemukan saya dengan banyak orang yang sepeminatan. Saya merasakan banyak kenikmatan di dunia blog yang selalu menjadi hal-hal yang membahagiakan. Ibarat rumah bermain, dunia blog selalu saja nyaman menjadi tempat untuk tetirah atau melepas kepenatan, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Di sini, saya menemukan oase atau tempat minum di tengah gurun kehidupan. Di sini pula saya berbagi banyak hal untuk saling menguatkan bersama semua orang yang menganggap saya sebagai sahabat.(*)
Bogor, 24 Mei 2016
BACA JUGA:
7 komentar:
dulu, saya tak ada hasrat untuk 'suka menulis', tapi setelah mengenal blog, sehari nggak nulis di blog rasanya hampa. dan bagi saya, memang kebebasan 'berekspresi' itulah yang sangat meracuni saya untuk tetap ngeblog
mantab mas, btw terima kasih sharing2nya..
salam kenal
sutopo blogger jogja
Salam kenal mas.
Sepertinya kita punya kesamaan alasan untuk ngeblog. Meski, bekgrond saya bukan jurnalis. :)
blm pernah ya kita ngopi bareng :)
Wow... asyiknya ngeblog!
jadi tambah yakin jalanin diri sebagai blogger
Sip sip. terimakasih telah berbagi. saya sedang mencari Strong why menulis di blog pribadi. Jika berkenan silahkan berkunjung ke blog saya ya www.mirnaaf.blogspot.com
Salam literasi ^^
Posting Komentar