Disuruh Garap Disertasi S3

AKU akan mencatat hari ini sebagai peristiwa yang sangat penting. Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif jadi sangat berbeda dan menorehkan kesan mendalam di benakku.

Dosenku yaitu Dr Iwan Tjitradjaja hari ini memberikan tugas kepada mahasiswa magister dan doktoral untuk menganalisis berbagai tesis dan disertasi. Menurutnya, itu berguna agar kami bisa melihat sejauh mana konsistensi penerapan teori dan analisis.

Ia lalu melihat ke sekeliling ruangan. "Khusus Yusran, kalau bisa menggarap disertasi S3. Kamu punya kemampuan lebih," katanya. Menurutnya, aku seharusnya ambisius dan menulis disertasi doktoral.

"Sebaiknya Yusran harus ambisius karena kemampuannya. Ia tidak tepat jika cuma menganalisis tesis S2. Ia harus menganalisis disertasi S3," katanya.

Alumnus University of California, Berkeley ini, melanjutkan," Kalau bisa ngasih saran, Yusran harus selesai di semester tiga kemudian lanjut ke program doktoral. Ini bisa dilakukan karena Yusran punya kemampuan untuk itu."

Tiba-tiba saja, aku serasa tidak menginjak tanah. Aku terlampau girang oleh pujian itu. AKu terlampau bahagia. Apalagi, semua orang melihatku sambil iri. Rasanya, aku menjadi raja dunia.

Jangan-jangan ia sedang bercanda ya? Ah, peduli setan!!! Yang penting aku bahagia oleh pujian itu. Itru benar-benar melecutkan semangatku untuk terus belajar dan berusaha agar bisa lebih baik.

Akibat pujiannya, aku menjalani perkuliahan dengan rasa sungkan. Jika ada pertanyaan yang sukar, maka Pak Iwan akan menoleh ke arahku dengan harapan agar aku bisa menjawabnya.

Ia seakan berharap agar aku selalu punya jawaban atas pertanyaan sulit itu. Meskipun aku sendiri tak tahu jawabannya, ia selalu ingin agar aku bisa menjawabnya. Ah, aku benar-benar sungkan.

0 komentar:

Posting Komentar