Be like the flowing river,
Silent in the night
Be not afraid of the dark.
If there are stars in the sky, reflect them back
If there are clouds in the sky
Remember, clouds, like the river, are water
So, gladly reflect them too
In your own tranquil depths.
DUA
hari silam, saya memesan salah satu karya Paolo Coelho, yang berjudul Like The
Flowing River melalui situs Amazon. Hari ini, saya menerima buku tersebut lalu
berkesempatan untuk membacanya. Baru halaman-halaman awal, saya memutuskan untuk
menuntaskannya dalam waktu semalam.
ilustrasi |
Di
saat jeda membaca, saya selalu merenungi kejernihan pengarang asal Brazil ini
dalam memahami kenyataan. Sepertinya, ia terlahir untuk menajamkan seluruh
potensi indra demi memahami semua yang ada di depan mata. Ia mengamati hal
sederhana, kemudian menarik hikmah dari kesederhanaan tersebut.
Saya
baru membaca sampai halaman 35, namun tiga kisah yang saya baca langsung
membuat saya merenung. Ia menyebut para pencari hikmah dengan istilah The
Warrior of Light. Saya menterjemahkannya sebagai ‘ksatria cahaya’. Dalam pahaman
filosofis, cahaya adalah simbol pengetahuan. Cahaya adalah sesuatu yang
memancar dan memisahkan terang dari gelap. Cahaya menjadi titik yang menjadi
tujuan perjalanan seseorang. Betapa indahnya kata ‘the warrior of light’ ini.
Yang
membuat saya kian tersentuh dengan Coelho adalah karena ia bisa belajar dari
berbagai tradisi kearifan untuk menguatkan argumentasinya. Sesekali ia mengutip
Bhagavad Ghita atau kisah-kisah sufistik. Ia tidak asal comot. Ia mendialogkan
semua yang dikutip tersebut dengan pengalamannya sendiri sehingga melahirkan
sintesis yang amat mengagumkan. Ternyata, selalu ada butiran cahaya di balik
setiap pengalaman. Selalu ada pelajaran berharga dari hal-hal sederhana yang
kita hadapi.
Apakah kita sebagaimana Coelho? Apakah kita selalu membuka mata terhadap segala hal di sekitar kita?
Athens, 9 Juli 2012
0 komentar:
Posting Komentar