pemandangan dari bukit |
LIMA tahun silam, saya mengikuti kuliah yang diasuh Prof Achmad Fedyani Saifuddin (saya memanggilnya Pak Afid) di Departemen Antropologi, Universitas Indonesia (UI). Ia selalu bercerita tentang almamaternya di Amerika Serikat yakni University of Pittsburgh. Pada masa itu, saya selalu menganggap bahwa menginjakkan kaki di Pitsburgh adalah sebuah mimpi di siang bolong. Saya hanya bisa membayangkan, tanpa tahu apakah kelak akan menginjakkan kaki di situ ataukah tidak.
Hari ini, Minggu (9/10), akhirnya saya memijak kaki di kota itu. Setiap melihat lanskap kota dan bangunan kampus Pittsburgh, pikiran saya mengiang-ngiang kepada sosok Pak Afid. Di sinilah Pak Afid belajar. Di sinilah dirinya selalu bercerita tentang awal mula ketertarikannya pada dunia antropologi.
Awal masuk Pittsburgh, saya tercengang dengan sungai Ohio River yang membelah kota itu. Di tepi sungai itu terdapat banyak resort dan terdapat banyak speedboat yang bisa dipakai untuk wisata sungai. Satu hal yang mencengangkan adalah sungainya amat bersih sehingga sangat layak menjad obyek wisata.
Saya tak lama memandang sungai. Selanjutnya saya ke kampus Pittsburgh untuk menyaksikan pagelaran Indo Cultural Day. Bertemu dengan banyak orang Indonesia membuat saya sangat gembira. Namun saat mendengar lagu-lagu Indonesia khususnya Indonesia Pusaka dilantunkan, air mata saya menggenang. Saya membayangkan Indonesia yang jauh. Saya memayangkan semua keluarga serta saudara di sana. Saya juga membayangkan bagaimana pengalaman melewati hari di sana.
Pittsburgh di malam hari (foto: Nurhasni) |
Pittsburgh di sore hari (foto: Nurhasni) |
Pada saat itu, saya seolah disadarkan tentang betapa besar dan betapa kayanya budaya Indonesia. Sayang sekali, timbunan masalah seakan mengepung kita sehingga seolah hanya jalan di tempat. Tapi saya yakin selalu ada harapan bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh menjadi bangsa besar. Semoga!
Seanjutnya, saya singgah ke satu tempat wisata di pegunungan. Di sana kita bisa menyaksikan kota Pittsburgh yang indah. Sungguh menakjubkan pemandangannya. Namun, saya tetap merindukan Indonesia. Saya merindukan tanah air tempat saya tumbuh dan membesar. Saya merindukan semesta Indonesia, sesuatu yang terus melekat dalam benak, sejauh manapun saya berkelana.(*)
1 komentar:
silaturrohim... ;-)
Posting Komentar