SAYA tidak terlalu tertarik untuk ikut seleksi pegawai negeri sipil (PNS). Tapi, kelihatannya, saya tidak punya banyak pilihan. Ada begitu banyak orang yang peduli dan meminta saya untuk segera kembali ke daerah. Tak ada yang bisa saya lakukan selain mengikuti arus, kemudian setelah itu kembali ke rel obsesi dan hasrat saya. Kali ini, biarlah saya kembali ke daerah selama beberapa waktu, lalu merencanakan lagi hal lain. Mungkin ini jalan yang paling bagus.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Terpopuler Minggu Ini
-
poster film Victoria & Abdul SETELAH 130 tahun kisah yang disembunyikan itu, akhirnya dibuka ke publik. Ratu Victoria (1819-1901...
-
VALENTINE sudah kehilangan makna. Tak ada lagi mata air permenungan di situ. Tak peduli dari mana dan apa latar kisah ini, Valentine sudah ...
-
PERNAH sekali saya menyaksikan tarian sakral Bedhaya Ketawang di Surakarta, beberapa tahun yang lalu. Sembilan orang penari perempuan ber...
-
BUKU terbaru Hermawan Kertajaya berjudul Citizen 4.0 terasa seperti buku spiritual ketimbang buku mengenai marketing. Dalam bany...
-
ilustrasi SEBUT saja namanya Max (28). Ia adalah warga timur Indonesia, sebagaimana saya. Saya mengenalnya saat sama-sama menjadi mah...
-
poster film SETIAP kali mendengar judul buku Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, aku langsung terkenang pada seoran...
-
TAHUN 2018, Indonesia berada dalam persilangan kepentingan berbagai bangsa-bangsa besar. Biarpun bukan lagi era perang dingin, akan...
-
SEBUAH pementasan berjudul Arung Palakka akan dilangsungkan di Taman Ismail Marzuki, beberapa hari mendatang. Tak banyak yang t...
-
DALAM perjalanan dengan mobil panther menuju Bone, Sulawesi Selatan, aku bertemu pria legam itu. Ia mengenakan pakaian berupa jaket kulit, ...
-
ilustrasi DI satu desa di pedalaman tanah Mandar, Sulawesi Barat, seorang bapak tua mengajariku mantra-mantra pe...
