Tak Ada Basis Massa Ril bagi Caleg

TAK ada satupun calon anggota legislatif (caleg) yang punya basis ril. Masyarakat saat ini kian pandai membangun strategi politik. Semua caleg yang datang, pasti akan diterima dan diberi pernyataan dukungan politik. Mereka nampak ramah dan memberi dukungan, namun di bilik suara, tak ada yang bisa memastikan siapa yang akan mereka dukung. Saat di bilik suara, mereka punya kemerdekaan untuk memilih siapa saja yang mereka kehendaki.

Masyarakat bisa saja mengecoh dan berpretensi seolah mendukung seorang caleg. Namun di belakang itu, mereka hanya mengincar duit sang caleg tersebut. Jika seorang caleg punya banyak strategi dalam memikat masyarakat, maka demikian pula dengan masyarakat. Mereka juga punya banyak strategi untuk memperdayai sang caleg. Mereka juga bisa membangun resistensi atau perlawanan secara kultural terhadap sang caleg dengan cara seolah mendukung, tetapi ternyata tidak mendukung. Masyarakat bukanlah obyek semata untuk dibodohi. Mereka juga sekaligus sebagai subyek yang berhak menentukan bagaimana dirinya ke depan serta bernegosiasi dengan seorang politisi.

Pandangan yang melihat bahwa masyarakat kerap dibodohi politisi ataupun pemerintah, tidak selamanya benar. Masyarakat adalah subyek yang punya tabiat perlawanan sendiri-sendiri. Ketika mereka memperdayai seorang caleg, mereka sedang menunjukkan pada sang caleg bahwa setiap orang mesti punya posisi tawar yang kuat kepada masyarakat sehingga populer dan kemudian dicoblos. Masyaratak punya kecerdasan yang sifatnya praktis dan kemudian memberikan pilihan-pilihan strategis bagi mereka untuk bertindak.

Ketika mereka sedang memperdayai caleg, maka itu adalah refleksi dari budaya politik instant yang didukung sang caleg. Mungkin, mereka hendak memberi pelajaran bahwa menjadi pahlawan kesiangan sungguh tidak enak. Menjadi pejuang rakyat adalah kesediaan untuk menemani dan mengawal dinamika masyarakat secara intens pada tiap saat, bukan hanya saat jelang kampanye.(*)



0 komentar:

Posting Komentar