Lelaki Bersendal Jepit


restoran bernuansa alami

LELAKI itu datang dengan sandal jepit. Ia juga hanya mengenakan pakaian yang tak istimewa. Sepintas, ia seperti jongos atau pelayan. Namun sesungguhnya, ia adalah pemilik beberapa buah villa, restoran dengan konsep alami, serta beberapa resort dan diving center. Ia seorang pria kaya yang penampilannya amat bersahaja.

Jika ia tak memperkenalkan diri, mungkin saya tak mengenalinya. Maklumlah, pertama melihatnya, ia mengendarai sebuah motor bebek bersama istrinya. Kedua kali melihatnya, ia kembali mengendarai motor bebek itu. Saya sempat melihat ponselnya yang seharga sekitar 100 ribu rupiah. Ponsel dan motor itu amat kontras dengan profesi serta kekayaan yang dimilikinya. Apa yang istimewa dari lelaki itu?

Ketika ia mulai bercerita, saya langsung tahu kehebatan pria itu. Gagasan demi gagasan keluar dari kepalanya. Ia tak pernah kehabisan stok ide tentang peluang bisnis serta bagaimana membangun usaha. Ia juga punya segudang misi idealis, seperti membersihkan sampah plastik, membangun rumah amat murah untuk warga tak mampu, serta memperkuat promosi pariwisata.

Dan ia tak sedikitpun menyombongkan diri atas langkah-langkah kecil yang ditempuhnya. Ia meyakini bahwa semua orang bisa melakuannya, sepanjang punya gagasan serta langkah kecil untuk menerapkan gagasan tersebut.

Saat menemuinya, ia berkisah awal mula ketika membangun resort dan banyak villa. Ia tak peduli dengan cap gila yang diberikan orang-orang. Sekali ia meyakini bahwa satu gagasan akan bernyawa, ia akan konsekuen untuk mempertahankan gagasan tersebut.

Sebuah ide memang selalu punya kaki-kaki untuk bergerak. Ketika ia membangun restoran di tengah hutan, ia hanya berniat untuk membangun tempat-tempat yang membiatnya bahagia. Di restoran itu, ia menemukan suasana alami, ketenangan, serta suara-suara alam. Saya tak takin kalau ia mengejar profit atau keuntungan di situ. Yang pasti, ia seorang lelaki yang hobi dengan hal-hal natural serta menemukan bahagia saat memandang semesta dengan pepohonan menghijau.

Dua bulan di kampung kelahiran, saya telah bertemu banyak manusia hebat yang menginspirasi. Banyak di antara mereka yang melakukan ide-ide sederhana, namun memiliki daya pukul yang amat besar. Mereka bukanlah orang terkenal yang selalu wara-wiri di dunia politik atau dunia sosialitas di pulau kecil ini. Mereka adalah orang biasa yang menolak publikasi dan memilih untuk menjadi warga biasa. Akan tetapi, mereka berbuat lebih dari mereka yang diberi amanah oleh rakyat.

Saya bahagia bisa mengenal manusia-manusia hebat yang selalu menolak dibilang hebat.


Baubau, 18 September 2013

0 komentar:

Posting Komentar