Email Cantik dari Michelle Obama


Pengalaman Melihat Langsung Kampanye Obama (2)

PRIA itu bernama Victor. Hari itu, Minggu (14/10), ia datang ke kampus Ohio University (OU) demi antri tiket untuk menyaksikan kampanye Obama. Victor datang dari Nellsonvile, sebuah kawasan yang berjarak sekitar 20 menit dari Athens dengan menggunakan mobil. Ketika kutemui, ia berkata bahwa Obama adalah pahlawan baginya. Obama membawa harapan bagi bangsa Amerika.

akhirnya aku mendapatkan dua tiket

Victor tidaklah sendirian. Hari itu, ratusan orang ratusan orang antri tiket untuk menyaksikan kampanye Presiden Obama di Athens, Ohio. Sejak pengumuman bahwa Obama akan hadir ke Athes, semua orang amat antusias. Maklum saja, Ohio dikenal sebagai basis dari Partai Demokrat. Segera setelah diumumkan bahwa semua yang hadir mesti memiliki tiket, maka semua orang langsung antri untuk mendapatkan tiket.

Kita bisa menyebut fenomena ini sebagai kultus seorang pemimpin. Mungkin fenomenanya sama dengan ketika kita mati-matian antri demi mendapatkan tiket seorang idola atau superstar. Namun mengapa harus Obama?  Di negeri Amerika, politik adalah bagian dari nadi kehidupan warga. Masing-masing partai jelas memiliki basis massa yang dirawat setiap tahun dan diperjuangkan segala yang diinginkannya. Ajang kampanye dan debat publik hanya menjadi arena untuk memperebutkan jumlah swing voter atau  mereka yang belum memiliki pilihan politik.

Victor adalah pemilih Demokrat. Ia menyebut antara dirinya dan partai itu terdapat persesuaian gagasan. Ia tertarik dengan isu-isu yang diusung Obama seperti penyediaan lapangan kerja, jaminan kesehatan, serta isu pendidikan.



suasana antrian yang cukup panjang

Satu hal yang kupelajari di sini adalah isu-isu domestik jauh lebih penting ketimbang isu internasional. Warga Amerika tak tahu dan juga tak mau tahu tentang isu-isu dunia seperti timur tengah atau isu di negara lain. Mereka hanya ingin mendapatkan kepastian tentang pajak, asuransi kesehatan, serta jaminan sosial yang layak. Mereka tak mau tahu dan tak ingin banyak tahu tentang isu-isu di luar negeri mereka.

Aku cukup beruntung karena bisa mendapatkan dua tiket untuk diriku dan istri. Meskipun aku bukan warga Amerika, namun aku ingin tahu banyak hal termasuk bagaimana mengorganisir kampanye yang kreatif, unik, serta cerdas dan simpatik dalam memenangkan hati audience. Aku cukup lelah melihat pola kampanye di tanah air yang didominasi oleh aksi pasang baliho di semua sudut-sudut kota.

Mungkin, antrian ini adalah hal biasa. Namun yang membuat saya tertarik adalah bagaimana mereka bisa memaksimalkan dukungan politik lewat kedatangan Obama. Semua yang antri tiket, mesti mengisi lembaran putih yang berisi data diri serta alamat email. Email ini lalu menjadi gerbang untuk berkomunikasi serta mendapatkan pesan-pesan simpatik.

suasana antrian
saat di depan loket

Dua hari berikutnya, aku mendapatkan email dai Michelle Obama yang berisi ajakan memilih serta pesan simpatik. Email itu bisa dibaca di sini:

Friend --
 When you watch the results come in on Election Night, you probably won't be thinking back to today. But the outcome will absolutely depend on what we do right now. We can win this the right way, but it's going to take every single one of us getting on board and pitching in what we can, when we can -- whether that's time, energy, or a few hard-earned dollars. I know Barack is going to be out there fighting hard up until the very end -- taking his case straight to the American people, talking with voters all across the country. We can't afford to come up short, so today, hours before our final FEC deadline, I'm asking you to take the next step in your support for this campaign. Chip in $5 or more right now -- please don't wait any longer: https://donate.barackobama.com/Deadline-Tonight Thanks, Michelle


Aku menyukai email ini. Isinya sangat simpatik. Email ini berisikan ajakan simpatik untuk membantu Obama memenangkan kursi kepresidenan. Satu hal yang kusaluti adalah mereka bisa mengajak banyak orang untuk berpartisipasi dan mengeluarkan uang sekadarnya demi membantu kampanye. Ini brilian dan tak banyak ditemukan di tempat lain.

Tak hanya Michelle Obama. Usai debat kandidat antara Obama dan Romney, aku  kembai menerima email dari Bill Clinton, mantan Presiden Amerika. Bill juga mengirimkan email yang isinya semangat seta motivasi agar segeramenggunkan hak pilih.Sayang ekali karena aku bukan warga Amerika. Berikut isi emailnya:


Friend --
 I know how President Obama feels right now because I've been there. These final 20 days will be the toughest of the whole campaign. We'll win this, but only if we go after every single vote. Right now, Barack needs everyone who believes in him to step up. If you do, that will see him through. Midnight tonight is the last FEC fundraising deadline of this campaign, and then all of our planning and building comes down to just one last test on November 6th. Let's bring it home for Barack. If you can, make a donation of $5 or more today -- please don't wait any longer: https://donate.barackobama.com/Deadline-Tonight President Obama was terrific last night, and I'm proud to be on his team. Today, he's counting on us to do our part. Thank you, Bill Clinton P.S. -- The other side has launched a massive ad blitz in battleground states, and we need to respond swiftly and powerfully. Please donate $5 or more today so that this campaign's grassroots operation has the resources it needs to compete and win.

Aku yakin kalau pengirim email ini bukanlah Michelle dan Bill Clinton. Pasti dilakukan oleh tim sukses yang memanfaatkan kecanggihan teknologi komunikasi untuk emmasukkan semua alamat email dan mengirikan pesan yang sama.

memotret kampus di saat antri
memotret kampus di saat antri (2)

Namun, izinkanlah aku menyampaikan apresiasi dan salut  atas kreativitas tim kampanye untuk mengemas pesan kampanye dan enyentuh hati banyak orang. Pada titik ini, politik bukanlah aena pembodohan, melainkan arena untuk menyentuh dan menyapa hati banyak orang, sebagaimana yang kusaksikan di sini.


Athens, 18 Oktober 2012

BACA JUGA:



0 komentar:

Posting Komentar