Cara-Cara Kreatif Mengenalkan Kandidat
SEJAK
seminggu silam, kampus Ohio University heboh dengan rencana kedatangan Presiden
Obama untuk berkampanye. Berita kedatangan Obama menyebar ke mana-mana dan
membuat banyak pihak menanti-nanti dengan penuh harap. Maklumlah, di kota kecil
Athens, tak banyak politisi yang datang. Sebelum Obama, sejarah mencatat nama
Presiden John F Kennedy yang juga pernah datang berkunjung.
kampanye Obama saat karnaval Homecoing di Athens, Ohio |
Kedatangan
Obama membuatku banyak belajar tentang bagaimana politik Amerika dilihat dari
jarak dekat. Andaikan tak ada Obama yang datang berkunjung, mungkin aku tak
tahu kalau sekarang ini adalah musim kampanye untuk pemilihan presiden. Suasana
kampanye di sini sungguh beda dengan kampanye di Indonesia.
Di tanah air, kampanye identik dengan baliho serta gambar-gambar kandidat yang
memenuhi kota, khususnya setiap tikungan jalan. Di Amerika Serikat, anda tak akan menemukan gambar kandidat
presiden di setiap tikungan jalan. Anda tak akan menemukan tulisan “Pasukan
Berani Mati untuk kandidat A” di jalan masuk perumahan. Juga tak ada tulisan
“Jempol Darah untuk Si A”. Jangan harap menemukan tulisan “Basis Kandidat A”.
Sebenarnya,
terdapat banyak iklan televisi. Namun aku bukan penikmat televisi, yang untuk
berlangganan mesti membayar 30 dolar per bulan. Tanpa menyaksikan televisi,
sebenarnya kita bisa mengetahui bahwa ini masa kampanye ketika mengikuti
diskursus yang selalu dibahas publik. Namun aku hanya mendengar sekilas. Tak
kupahami kalau tak lama lagi akan ada pemilihan presiden Amerika.
kampanye Obama saat karnaval (foto: Muh Fauzi) |
stand Obama saat Pawpaw festival (foto: Fauzi) |
Aku
mulai menaruh perhatian pada kampanye ketika membuka situs Youtube. Di sini,
setiap kali membuka Youtube, maka selalu ada iklan calon presiden. Dalam
pahamanku yang lekat dengan kultur tanah air, iklan di sini agak kasar sebab
seorang kandidat bisa memojokkan atau menjelekkan gagasan lawannya. Misalnya
saja kampanye Obama yang justru menampilkan pidato Romney serta hujan kritikan
atas pidato itu. Demikian pula sebaliknya.
Di
luar itu, gambar Obama hanya kutemukan pada dua cara, yakni karnaval dan saat
mengunjungi farmers market. Karnaval yang kumaksudkan adalah acara Homecoming
di kampus, atau semacam acara reuni. Para alumni akan berdatangan ke kampus
sambil berpawai, yang kemudian diikuti oleh semua instansi serta organisasi di
kota Athens. Pada saat inilah aku menyaksikan beberapa organisasi pendukung
Obama yang membawa poster Obama. Ini adalah kampanye kreatif yang
mengenalkan kandidat presiden.
Aku
juga baru paham kalau mahasiswa sedari dini diajak untuk masuk ke ranah
politik. Para kandidat presiden itu merekrut relawan dari kampus, bahkan
membentuk organisasi pendukung di kampus. Situasinya sungguh beda di tanah air,
di mana kampus selalu berkata independen dan netral, namun sebenarnya mendukung
satu kandidat. Dan mahasiswa banyak yang jadi tim sukses demi niat jangka
pendek yakni mendapatkan rente. Setelah sang kandidat kalah, maka selesailah
apa yang disebut ‘perjuangan.’
Kampanye Obama lainnya yang kusaksikan adalah di farmers market (pasar petani). Di situ terdapat satu stand yang berisikan poster
serta pin Obama. Di sini, ada beberapa orang yang menunggu stand, dan siap
sedia menjawab segala pertanyaan menyangkut kandidat presidennya. Bagiku, ini juga kampanye yang sangat kreatif, serta mencerdaskan masyarakat. Saat
singgah di situ, aku mendapat penjelasan tentang gagasan Obama, serta harapan
jika Obama terpilih.
mahasiswa pendukung Obama |
Belajar
dari apa yang kusaksikan seminggu ini, membuatku yakin bahwa pada dasarnya
politik bisa demikian menarik simpati publik ketika dikelola dengan cara-cara
yang unik, kreatif, dan memikat banyak orang. Bahwa publik harus dilihat
sebagai massa yang sadar, yang mesti didekati dengan cara simpatik, dan
bukannya membobardir mereka dengan iklan jual kecap atau memasang baliho serta
pasukan berani mati di mana-mana.
Kampanye
adalah bentuk kreativitas yang diperkaya dengan ide-ide segar. Kampanye
bukanlah praktik pembodohan, atau praktik pembohongan. Namun sarana untuk
memasarkan gagasan serta solusi kreatf yang kemudian dipegang publik serta
menjadi patokan dalam menyusun program kerja. Bukankah demikian?
Athens, 17 Oktober 2012
Bersambung:
Dua
Kilometer Antrian untuk Obama
0 komentar:
Posting Komentar