profesor kecilku |
SUNGGUH mengagumkan ketika menyadari bahwa
seorang bayi memiliki kecerdasan luar biasa. Ia bisa menyerap apapun informasi,
memiliki strategi agar ibunya tak pergi jauh darinya, serta bisa mengatur
tangisan sebagai cara berkomunikasi atas sesuatu yang tak dikehendakinya. Bayi
adalah para pembelajar hebat yang seyogyaya menjadi guru-guru bagi manusia
dewasa.
Mungkin kedengarannya menggelikan. Namun saya
sedang berusaha untuk belajar banyak hal dari bayi Ara. Dalam keadaan
bagaimanapun, ia bisa mengenali emosi siapapun yang bersamanya. Ia bisa tahu
kalau kita sedang marah, sedih, atau sedang gembira. Ia kadang bisa reaktif.
Ketika anda melarangnya dengan tegas, ia bisa juga melakukan perlawanan, baik
melalui tangisan menyayat-nyayat, atau lewat aksi yang akan membuatmu marah.
Jalan terbaik menghadapi bayi adalah biarkan
semuanya mengalir. Berikan pengertian dengan jelas, sebagaimana diberikan pada
seorang dewasa. Mungkin bayi tak paham informasi yang anda tuturkan, tapi ia
bisa mendeteksi intonasi suara, nuansa emosi yang anda keluarkan, serta
ketulusan yang terpancar lewat suara. Seorang bayi bisa melancarkan mosi tak
percaya ketika menyadari anda sedang tak tulus dalam berbicara. Secara jujur,
ia bisa menampik anda seolah hendak berkata, “Go to hell!”
Saya
teringat novelis Jostein Gardner. Ia mengatakan bahwa para bayi adalah para
filosof. Para bayi adalah mereka yang selalu berpikir, menganalisis, dan
mengalami hal-hal baru dalam kehidupannya. Ketika melihat benda yang baru, maka
bayi itu akan memperhatikan hal tersebut hingga detail, lalu menyentuh
benda-benda itu, kemudian mempelajarinya dengan seksama. Ia belajar lewat
sentuhan, amatan, serta merasakan langsung benda-benda. Ketika ia sudah
memahami aspek tiga dimensi dari satu benda, maka ia akan membuang benda itu. Mission accomplishes.
memilih mainan yang baik |
Jangan
pernah meremehkan kemampuan belajar para bayi. Kemampuan bayi dalam memahami
bahasa sebenarnya sungguh luar biasa. "Bayi
baru lahir bahkan bisa membedakan dua bahasa berbeda dan tanpa kesulitan bisa
mempelajari bahasa mana pun," kata George Hollich, psikolog yang
banyak melakukan riset mengenai kemampuan bahasa bayi. Menurutnya, bayi bisa
memahami tata bahasa di usia 15 bulan.
Yang
juga mencengangkan karena bayi bisa mengetahui mana yang suka membantu dan mana
yang egois. Ia punya kemampuan yang perlu dimiliki dalam memilih teman. Dan
tahukah Anda bahwa kemampuan itu sudah dimiliki manusia di usia dini. Riset
menunjukkan bayi berusia 10 bulan cenderung memilih orang yang memiliki
karakter gembira dan baik. Makanya, saat hendak bermain-main dengan bayi, saya
akan berusaha untuk seceria mungkin. Saya akan berusaha seriang mungkin,
sehingga dirinya nyaman denganku.
Demikian
kesimpulan atas pelajaran hari ini pada manusia cerdas yang pikirannya sedang
tumbuh. Tak kusangka, jauh-jauh berkelana ke negeri orang demi menemui para professor
hebat, ternyata professor paling hebat itu ada dalam rumahku sendiri.
Ia adalah bayi mungil bernama ARA.
0 komentar:
Posting Komentar