Ketika Masuk Jakarta


HARUSNYA saya sangat familiar dengan kota ini. Menjadi warga kota ini selama lebih dari dua tahun, mestinya membuat saya akrab dengan tiap sudut kota ini. Harusnya perasaanku biasa saja ketika memasuki kota ini. Namun, saat turun di Pelabuhan Tanjung Priok, saya tiba-tiba merasa seperti orang udik (ndeso) yang baru saja menginjakkan kaki di kota itu.

Tiba-tiba saja, saya serasa aneh melihat gedung-gedung tinggi, melihat gadis-gadis cantik berhak tinggi, ataupun melihat kemiskinan dan kekumuhan yang sangat telanjang di depan mata. Saat mencari taksi di depan pelabuhan, saya memastikan posisi dompetku berada dalam kondisi yang aman dan tidak bakal jatuh. Saya langsung dikepung perasaan waswas dan tidak aman. Saya takut dengan sudut mata yang memperhatikanku. Jangan-jangan, gayaku seperti orang desa yang masuk kota dan menjadi sasaran empuk untuk ditipu.Yah, Jakarta selalu menyimpan kekhawatiran yang seakan tak ada habisnya. Jakarta tak juga menghadirkan rasa tentram bagiku yang memasuki kota ini.(*)


4 Juli 2007,
Pukul 10.00 pagi


1 komentar:

Anonim mengatakan...

beberapa orang pernah bilang ke saya, dan rasa rasanya saya sekarang berpikir seperti itu juga, bahwa : "jakarta is a place to look for money, not a place to live in"

wish my luck bro!

Posting Komentar