Di Malaysia, Media dan Netizen Ramai Bahas Indonesia vs Argentina

Headline Utusan Malaysia

PERTANDINGAN Indonesia vs Argentina semalam tidak hanya ramai di bahas di semua jejaring media sosial tanah air, tetapi juga dibahas para penggemar bola di berbagai negara. 

Bahkan di Malaysia, pertandingan itu menjadi amunisi netizen untuk mengolok-olok federasi sepak bola, membahas cemburu atas keberhasilan Indonesia mendatangkan juara Piala Dunia, juga membahas Asnawi Mangkualam yang sukses mengunci pemain Argentina.

Utusan Malaysia menurunkan berita bertajuk: “Skuad Garuda tewas 0-2 kepada juara dunia, Argentina.” Media itu membahas tidak hadirnya Lionel Messi serta tekad kuat timnas Garuda saat menghadapi Argentina. 

Skuad Argentina bergelut untuk menewaskan Indonesia dalam aksi perlawanan persahabatan yang berlangsung di Stadium Gelora Bung Karno, Jakarta hari ini yang berkesudahan memihak juara dunia itu dengan kemenangan 2-0.

Biarpun tanpa kelibat penyerang prolifik, Lionel Messi, Angel Di Maria serta Nicolas Otamendi dalam senarai pasukan Argentina, Stadium Gelora Bung Karno, tetap padat dengan kehadiran lebih 60,000 penyokong tuan rumah.

Indonesia pula tekad mahu menjadikan perlawanan ini sebagai persiapan untuk menghadapi Kejohanan Piala Asia yang bakal diadakan Januari 2024 apabila diletakkan bersama Jepun, Iraq dan Vietnam dalam kumpulan D.


Media lainnya Free Malaysia Today menurunkan berita dengan tajuk: “Argentina cap Asian tour with 2-0 win over Indonesia.” Media berbahasa Inggris ini menyebut tim Amerika Latin itu melawan tim yang penuh semangat karena didukung 45.000 suporter yang selalu bersorak. 

Media itu menulis: “The South Americans dominated an at-times scrappy match against a spirited Indonesia team who were energised by a rapturous crowd of 56,000 which cheered every pass, throw and foray into the Argentine half.”

Sejauh yang saya lihat, media-media mainstream cukup netral dalam memberitakan pertandingan itu. Namun di media-media sosial, banyak netizen Malaysia yang juga mengamati pertandingan itu.

Seorang netizen memuji performa Asnawi Mangkualam yang sukses mencuri perhatian banyak orang. Dia mengatakan Asnawi Mangkualam pantas bermain di Liga Eropa, bukan Liga Malaysia. “Meski hanya pertandingan persahabatan, dia bermain seperti harimau. Sangat agresif dan bekerja keras, terutama dengan intersepsi dan tekelnya.”


Netizen lain, memuji permainan Indonesia yang sukses menyulitkan permainan Argentina. Dia mengatakan:  “Indo walaupun kalah. Nampak dorg tak struggle nk kawal tempo Argentina. Argentina pulak nmpk bermasalah dgn high pressing & long throw-in Indo. Haha. Nampak mcm Indo boleh pergi jauh jgk dlm Piala Asia Qatar nnti. Most of player nmpk compose & boleh build-up play.”

Banyak pula netizen yang menjadikan pertandingan itu sebagai amunisi untuk mengkritik keras federasi sepak bola negaranya. Mereka membandingkan dengan negaranya, yang dalam pertandingan uji coba hanya sanggup mendatangkan Kepulauan Solomon dan Papua New Guinea.

Seorang netizen mengatakan: “Saya lebih memilih dikalahkan 10-0 oleh Argentina, daripada menang 10-0 melawan Kepulauan Solomon dan PNG.”

Namun, Presiden Federasi Asosiasi Sepakbola Malaysia (FAM) Hamidin Mohd Amin menegaskan Malaysia belum saatnya menghadapi Argentina seperti yang dilakukan Timnas Indonesia. Hamidin menjelaskan pelatih timnas Malaysia Kim Pan Gon juga melihat laga melawan Argentina atau Brasil belum realistis dan tak mau hanya menggelar pertandingan untuk mencari popularitas.

"Brasil ingin bertarung [lawan Malaysia waktu di Dewan FIFA] tetapi saya tidak mau karena ini bukan waktunya. Saya bisa melakukannya jika saya ingin menunjukkan popularitas tetapi ini bukan waktunya dan Pan Gon tidak mau," ucap Hamidin, Rabu (31/5) malam, dikutip dari Berita Harian.



Pernyataan ini lalu dibalas dengan sengit para netizen. Mereka membandingkan dengan Indonesia yang sukses mendatangkan Argentina. 

Demikianlah, lain ladang, lain belalang. Lain lubuk, lain ikannya. Sebagai anak bangsa kita bangga melihat permainan timnas yang terus berkembang. Biarpun berhadapan dengan nama-nama besar di barisan pemenang Piala Dunia, timnas kita bisa berdiri tegak dan mengangkat wajah.

Mereka memang kalah, tetapi telah menunjukkan mental bertanding yang luar biasa. Mereka menjadi Garuda perkasa yag terus menyerang hingga peluit akhir dibunyikan. Mereka membawa spirit kita sebagai bangsa petarung yang tak kenal lelah.

Kita Garuda, Kita Bangga.







0 komentar:

Posting Komentar