Lihat NG terbaru, saya langsung kangen dengan Raja Ampat di Papua Barat. Saya beruntung karena dua kali bisa bertualang di kepingan surga itu. Di kedua perjalanan itu, saya tak mengeluarkan biaya sepeser pun. Malah dibayarin. Hehehe.
Pada perjalanan pertama, saya diminta untuk melatih komunitas wisata. Saya mengajar bagaimana menulis tentang wisata pada komunitas nelayan, pelaku usaha wisata, dan anak-anak milenial. Di perjalanan kedua, saya diundang untuk memberi pelatihan pada kepala desa Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Ketika mendengar Raja Ampat, naluri petualangan saya bekerja. Saya tak pernah menolak. Saya akan selalu bilang sanggup. Bagi orang Jabodetabek, bisa menginjakkan kaki di Raja Ampat adalah keajaiban. Biayanya lebih mahal dari jalan-jalan ke Jepang atau Thailand. Bali jauh lebih murah. Tapi kalau ada yang sponsori, semua akan siap ke sana.
Inilah nikmatnya jadi pejalan. Kadang ada kejutan yang membawa langkah kaki hendak ke mana. Pesan seseorang bijak, “Berjalanlah sejauh-jauhnya sampai tetangga mengira kamu membiayai perjalananmu dengan babi ngepet!”
0 komentar:
Posting Komentar