Lelaki yang Mencintai Selam Gua


Dua malam lalu, saya berjumpa dengannya di Creative Space, Baubau. Dia, Robin Cuesta, seorang warga Perancis yang menghabiskan separuh hidupnya untuk keliling dunia. Dia bertualang untuk menyelami gua-gua penuh air di bawah tanah. Dia spesialis Cave Diver atau penyelam gua.

Dia sudah beberapa bulan di Baubau. Dia mengaku jatuh cinta saat menyelam di Gua Laulawi di Desa Lasongko, Buton Tengah. Kedalaman airnya 20 meter, dan panjang gua yang bisa ditelusuri baru lima kilometer.

“Saya menyelam dengan membawa empat tabung. Itu pun belum sampai ujung,” kata Robin. Dia meyakini, Gua Laulawi adalah gua air bawah tanah yang terpanjang di Indonesia, bahkan dunia. 

Robin tak sekadar membuat klaim. Dia dan timnya yang beranggotakan peneliti dari UGM telah membuat pemetaan tentang gua itu. Berbekal pemetaan itu, Pemda Buton Tengah tengah mendaftarkan Gua Laulawi untuk rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai  gua terpanjang. 

Saya penasaran dengan Robin. Saat berbincang, saya mengecek namanya di Google. Jejak digitalnya cukup banyak. Dia cukup terkenal dan sering menjadi pemateri mengenai penyelaman gua. Terbaru, dia menjadi pembicara utama dalam diskusi yang diadakan Indonesian Speleological Society, yakni organisasi yang menghimpun pencinta karst dan gua-gua.

Robin telah bertualang di banyak negara. Tidak heran jika dia bisa menjelaskan dengan detail bagaimana penyelamatan sejumlah anak pemain bola di Thailand yang terjebak dalam gua air bawah tanah. Dia pun sering menyelam di gua itu.

Di Indonesia, dia sudah menyelam ke banyak lokasi, mulai Aceh hingga Papua. Tidak heran jika dia menjadi instruktur selam gua yang cukup disegani. Saat saya bertemu dengannya di Baubau, dia ditemani sejumlah mahasiswa UGM yang juga penyelam gua. Sehari sebelum ngopi, dia didatangi beberapa penyelam dari Jakarta yang sengaja datang ke Baubau demi menemui Robin. 

Mereka belajar selam gua pada Robin yang disebut sebagai salah satu instruktur selam gua terbaik. Di dunia selam gua, pengalamannya cukup panjang.

Saya membayangkan betapa menantangnya dunia yang digeluti Robin. Dia punya hobi yang tidak biasa. Saya selama ini hanya tahu kegiatan susur gua. Ternyata ada juga Cave Diver yang menyelami gua-gua berair. 

Tentu saja, penyelam gua berbeda dengan penyelam di lautan (ocean diver). Di laut, jika habis oksigen, bisa langsung naik ke atas. Di gua, situasinya berbeda. Saat oksigen habis, penyelam tidak bisa langsung naik ke atas, sebab sering kali permukaan gua-gua bawah air hanya memiliki ruang oksigen terbatas.

Seorang mahasiswa UGM yang saat itu menemani Robin bercerita: “Pernah saya naik ke permukaan gua, hanya ada 30 centi jarak air ke langit gua.” katanya. Makanya, penyelam gua harus punya perencanaan yang matang. Dia harus menghitung semua risiko sebelum terjun menyelam.

Saya makin penasaran dengan kisahnya. Saya pikir masyarakat kita banyak yang menjauhi gua-gua. Ada yang beranggapan gua dihuni oleh hantu-hantu, atau binatang liar seperti ular. Saya pun tak tahan untuk bertanya. “Apakah saat mendatangi gua tidak takut sama ular?” 

Robin tersenyum, lalu tertawa. Rupanya, dia menemui pertanyaan itu, dari masyarakat Indonesia, mulai Aceh hingga Papua. Banyak yang menanyakan itu. Malah ada yang bertanya apakah dirinya pernah bertemu naga atau ular putih.

Bahkan ibunya di Perancis pernah meneleponnya saat ada berita mengenai ular piton yang menelan manusia di Pulau Muna. Apalagi, Buton Tengah berada di Pulau Muna yang merupakan rumah bagi ular yang menelan manusia itu.

“Kalau pun ada ular, maka palingan hanya di mulut gua. Kalau di dalam gua, ular tidak mungkin tinggal. Di dalam gua, ular tidak punya mangsa. Dia juga tidak bisa melihat. Oksigen juga terbatas,” katanya.

Saya menikmati perbincangan dengan Robin, khususnya saat dia bercerita bagaimana aktivitas caving atau susur gua bisa menjadi cave diver (penyelam gua). Saya penasaran dengan hobi yang di mata saya terbilang aneh. Dia petualang yang menemui kegairahan saat menyusuri gua-gua bawah air, utamanya gua yang belum pernah disinggahi manusia. Dia tertantang untuk mendatangi tempat-tempat yang tidak bisa dijangkau manusia lainnya.

Apa yang dicari di gua bawah air?” kembali saya bertanya. Robin bercerita tentang petualanganya dengan mata berapi-api. Dia penuh semangat. Saya bisa merasakan getaran semangat hebat itu.

Saya masih ingin berbincang banyak. Apa daya, di luar sana, langit mulai mendung. Bintang gemintang mulai tertutupi. Saatnya beranjak. Dalam bahasa Perancis, saya mengucap selamat malam.

"Bonne soirée"


1 komentar:

Hikmah hidup mengatakan...

Enter your comment...Menarik sekali!

Posting Komentar