Pelajaran dari Petani Jagung




Dia seorang petani jagung di Texas, Amerika Serikat. Jagungnya selalu dikenal sebagai jagung paling unggul. Jagungnya selalu dihargai lebih mahal karena orang percaya dengan kualitasnya yang terjaga.

Dia pun seorang yang dermawan. Semua petani yang datang meminta bibit jagung unggul itu, pasti akan diberinya. Bahkan dia dengan senang hati berbagi ilmu tentang bagaimana menanam jagung.

Seorang jurnalis bertanya, apa dia tidak khawatir ilmunya akan dijiplak hingga jagungnya banyak pesaing? Kenapa dia tidak merahasiakan saja ilmu menanam jagung?

Petani itu hanya tersenyum. Dia pun menjelaskan, kalau di sekeliling kebun itu ditanami jagung unggul, maka pembuahan yang terjadi karena angin akan selalu menghasilkan jagung-jagung yang juga unggul.

Jika saja hanya kebunnya yang memakai bibit unggul, sementara kebun di sekitarnya dari bibit yang kurang baik, maka pembuahan jagung di kebunnya akan tidak maksimal. Bibit yang kurang bagus bisa terbawa angin ke kebunnya, dan menghasilkan jagung yang kurang bagus.

Jurnalis itu terdiam. Petani itu baru saja menyiram segelas inspirasi di kepalanya. Pada dasarnya kesuksesan seseorang sangat bergantung pada kesuksesan orang lain. Jika Anda hanya sukses seorang diri, maka Anda adalah seorang individual yang kesuksesannya tidak bertahan lama.

Tapi jika Anda banyak membantu orang lain untuk menggapai kesuksesan, maka kesuksesan Anda akan bertahan lebih lama. Orang lain yang Anda bantu itu siap untuk menopang dan membantu Anda agar selalu sukses. Jika suatu saat Anda ditimpa masalah, orang lain selalu siap membantu agar Anda kembali bangkit.

Dalam hidup, kita terlampau sering hanya memikirkan diri sendiri. Kita seakan berlomba di sirkuit untuk menjadi yang terunggul, terbaik, dan menyingkirkan orang lain. Kita ingin menjadi yang terhebat, lalu mengabaikan orang di sekitar kita.

Gara-gara semua obsesi itu, kita terasing dari dunia sekitar kita. Bahkan kawan kita pun seakan enggan berdekatan dengan kita. Ada di antara kita yang bangga menjadi pejabat dan merasa berhak memerintah orang lain. Namun saat dia kehilangan jabatan, barulah dia sadar ketika semua orang menjauh dari dirinya perlahan-lahan.

Di titik ini, kita menemukan relevansi dari konsep karma. Selagi Anda memberi kebaikan pada semesta, maka semesta pun akan membalasnya dengan kebaikan. Selagi Anda mendedikasikan hidup untuk membantu orang lain, maka semua orang akan menjadikan dirinya sebagai tangga agar Anda selalu sukses.

Petani jagung itu tahu nikmatnya memberi. Bahkan dia rela berbagi rezeki kepada semua orang di sekitarnya. Sebab kebahagiaan terbesar bukan pada sanjungan dan pujian. Kebahagiaan terbesar baginya terletak pada senyum tulus, raut wajah gembira, serta kegembiraan yang terpancar di hati orang lain saat dia datang menyapa. Saat itu, dia menjadi orang paling bahagia sedunia.

Kawan yang baik, sudahkah Anda membantu orang lain hari ini?


0 komentar:

Posting Komentar