Pertanyaan penting yang sering muncul dari para caleg di media sosial adalah bagaimana menyusun materi atau konten yang tepat untuk memikat orang agar setia menjadi pengikut (follower), dan setelah itu akan memilih di bilik suara?
***
Seiring dengan kian dekatnya pemilu, kawan itu mulai bijak di media sosialnya. Sebelumnya, dia rajin menyembur kebencian dan permusuhan kepada seseorang yang kini sedang menjabat. Tapi belakangan ini, dia berubah drastis. Dia mulai rajin membagikan petuah-petuah dan postingan bijak.
Dia tak sendirian. Hampir semua politisi dan caleg kini masuk ke media sosial. Rimba persilatan medsos kini dipenuhi banyak orang yang mendadak baik. Ada yang rutin memajang foto kegiatan, kata-kata bijak, ada pula yang sibuk memasang foto tersenyum.
Namun rimba persilatan medsos ini terasa menjemukan sebab semua orang menggunakan jurus yang sama. Semua orang menampilkan postingan berupa wajah yang sudah dipercantik oleh sotosop, kemudian dibumbui kalimat bijak, setelah itu ajakan memilih.
Sebagai netizen, kita nyaris tak menemukan kebaruan. Tak ada variasi dan jurus baru. Padahal, jantung dari semua aktivitas pengelolaan medsos adalah kreativitas.
Mereka yang menguasai medsos bukan mereka yang terganteng dan terkaya, melainkan mereka yang paling kreatif, paling bisa mengolah hal-hal sederhana menjadi menarik, serta bisa membangun interaksi kuat dengan para netizen.
Di mata saya, jantung dari semua aktivitas di media sosial adalah pengelolaan konten. Ketika Anda punya konten menjual, maka Anda akan dikenali, kemudian disukai. Jika selalu konsisten, rasa suka akan berubah menjadi dukungan hingga dipilih di bilik suara.
Banyak orang yang terus-menerus menyajikan menu yang itu-itu saja di media sosial. Padahal, ada banyak kiat dan strategi konten yang bisa dipilih. Seiring waktu, Anda bisa memantau semua konten itu, melihat mana yang disukai, kemudian jadikan sebagai style atau ciri Anda.
Saya mengidentifikasi ada 10 jenis postingan yang bisa dipilih seorang politisi di media sosial. Kita lihat satu persatu.
Pertama, narasi. Inilah jenis postingan yang paling populer dan disukai. Anda cukup bercerita tentang diri Anda secara apa adanya. Tak sekadar bercerita, bagikanlah hikmah atau pembelajaran dengan cara yang kreatif dan tidak menggurui.
Sekali Anda bisa mengetuk hati seseorang, maka dia akan segera menjadi follower, setelah itu relawan, kemudian jadi tim sukses. Saya memantau narasi adalah kekuatan dari beberapa politisi yang paling disukai di media sosial.
Lihat saja postingan Presiden Jokowi, Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Airlangga Hartarto, hingga tokoh-tokoh seperti Basuki Tjahaja Purnama. Mereka bisa bercerita dengan mengalir dan menunjukkan sisi paling manusiawi pada diri mereka.
Kedua, analisis. Banyak netizen menyukai tulisan-tulisan yang menyajikan cara pandang atas satu hal. Analisis tidak selalu berupa angka-angka, tapi juga bisa berupa upaya menghubungkan satu atau dua fakta, kemudian memberikan gambaran atas apa yang terjadi, prediksi ke depan, serta apa yang harus dilakukan.
Tokoh seperti Mahfud MD disukai orang-orang di Twitter karena beliau sering memberikan pencerahan kepada publik atas peristiwa aktual. Demikian pula beberapa nama seperti Gus Nadir yang sering memberikan kultwit tentang peristiwa aktual.
Ketiga, foto bercerita. Kalangan generasi milenial biasanya lebih suka hal-hal yang visual dan menarik mata. Mereka menggemari foto-foto yang unik dan menampilkan sisi lain seseorang. Melalui foto, netizen bisa membangun interaksi dengan seseorang.
Sebagai politisi, Anda tak perlu setiap saat menampilkan wajah. Sesekali angkat sisi lain dari daerah pemilihan Anda. Bisa berupa tempat wisata, kehidupan sosial, hingga kebiasaan warga yang unik-unik. Melalui foto, ajak orang-orang untuk terlibat. Sampaikan gagasan Anda melalui foto yang sederhana tapi kuat.
Keempat, video pendek. Sebagaimana foto, ini juga jenis postingan populer yang disukai. Saya perhatikan karakteristik netizen adalah senang membagikan banyak hal melalui media sosial, termasuk melalui WhatsApp Grup.
Video pendek dengan durasi satu menit menjadi amat disukai sebab ringan, mudah diunduh, dan mudah pula disebarkan ke mana-mana. Tantangan dalam membuat video adalah bagaimana menyajikan satu konten yang unik dan tidak sekadar memajang foto dan kalimat-kalimat retorik.
Saran saya, buatlah video pendek yang bercerita. Bisa dalam bentuk testimoni atau pengakuan orang-orang yang mengenal Anda. Bisa pula berisikan kunjungan atau perjalanan ke satu titik.
Kelima, meme. Bagi milenial, meme adalah hal yang juga disukai. Meme berupa parodi atau foto-foto yang diberikan teks-teks lucu. Meme disukai karena punya sifat yang menghibur. Ini klop dengan karakter generasi milenial yang senang dengan hal-hal menghibur dan menyenangkan.
Sebagai politisi, Anda bisa membuat meme untuk menyampaikan maksud. Bisa berupa foto Anda dan seorang pesohor serupa artis, setelah itu ada kalimat-kalimat lucu. Bisa pula berupa grafis diri Anda beserta tanya jawab yang isinya jawaban mengapa masuk politik. Kemudian di sudut bawah, ada karikatur anak kecil dengan kepala gundul yang memberikan komentar lucu. Itu bisa kok.
Keenam, karikatur. Yang dimaksud karikatur adalah penggambaran satu obyek konkret dengan cara melebih-lebihkan obyek tersebut. Karikatur bisa berupa wajah yang sedang tersenyum, dengan kepala terlihat besar, tetapi badan tampak kecil.
Karikatur bisa menjadi cara untuk menyampaikan pesan. Yang terpenting di sini bukanlah gambar, tapi apa pesan kuat yang hendak disampaikan. Sebagaimana meme, karikatur punya unsur menghibur yang bisa membuat orang suka dan membagikannya.
Ketujuh, infografik. Saya mengamati, infografik sangat populer belakangan ini. Hampir semua media online, tim relawan, hingga tim sukses, selalu menyenangi penyajian data melalui infografik. Data yang kadang memusingkan bisa menjadi lebih sederhana dan menarik.
Tak hanya tim sukses, saya juga mengamati semua lembaga negara dan swasta punya divisi yang rajin membuat infografik. Sebab penyajian infografik bisa menyentuh semua kalangan, serta mudah dipahami.
Kedelapan, quote atau kutipan. Biasanya untuk keperluan Instagram, kutipan sangat disukai. Jika Anda tak punya kutipan menarik, bisa pula mengambil kutipan dari tokoh-tokoh hebat. Bisa pula mengambil hal sederhana, tetapi bisa mengetuk hati seseorang ketika membacanya. Misalnya ucapan: “Di tengah berbagai masalah dan kesibukan, jangan lupa untuk bahagia.”
Kesembilan, pers rilis. Sebagai politisi, usahakan untuk selalu dekat dengan media. Anda mesti responsif dengan berbagai isu yang terjadi di sekitar Anda. Respon kepada media bisa diberikan dalam berbagai bentuk.
Selain memberikan pernyataan, juga dalam bentuk mengirimkan press release atau pernyataan pers. Pernyataan itu disampaikan dalam kalimat sederhana yang langsung pada sasaran. Perkuat pada argumentasi dan data-data sehingga komen Anda tidak asal.
Jika Anda melakukannya dengan baik, media-media akan sukarela memuatnya secara gratis. Semakin sering muncul di media, maka peluang Anda untuk dikenal dan disukai semakin besar. Setelah dimuat media, link atau tautan pernyataan itu bagikan di media sosial, kemudian boost sehingga menjangkau ribuan orang. Mudah khan?
Kesepuluh, retweet dan reshare. Anda bisa membagikan postingan tertentu atau tautan berita yang isinya menarik serta menunjukkan posisi berpikir Anda. Bagikanlah hal-hal bermanfaat yang Anda yakini bisa membawa dampak positif bagi konstituen Anda.
Bisa pula membagikan kalimat atau pesan dari calon presiden yang Anda sukai. Pilihlah pernyataan yang optimis, inspiratif, dan membawa harapan sebab biasanya jenis pernyataan begini yang disukai netizen.
Berikan pencerahan, perspektif, serta sudut pandang yang menarik sehingga seseorang semakin menyukai Anda dan suka rela menjadi relawan.
***
Nah, sepuluh jurus di atas hanya secucil dari berbagai jenis postingan yang saya amati di media sosial. Anda bisa mengembangkannya menjadi berbagai jenis postingan. Prinsipnya adalah pikatlah seseorang dengan konten yang menarik dan membuatnya sejenak berhenti saat mengamati ribuan konten yang melintas di media sosial.
Pertanyaan berikutnya, apakah jurus-jurus yang bisa diterapkan agar semua orang menyukai postingan yang kita buat? Seberapa efektif kampanye digital untuk memenangkan seseorang? Saya akan mengurainya pada tulisan mendatang. Ingatkan yaa, kalau-kalau saya lupa. Hehehe.
0 komentar:
Posting Komentar