Mandzukic yang Melangkah di Awan


poster Madzukic di Slavonski Board, Kroasia

TAK ada sedikit pun bayangan bagi Mario Mandzukic bahwa Kroasia akan menembus babak final. Datang ke Rusia, dirinya hanya ingin bermain bagus. Syukur-syukur bisa membuat sejarah. Makanya, ketika Kroasia mengalahkan Rusia, dia begitu gembira. Striker Juventus itu mentraktir bir warga sekampungnya di Slavonski Board sebagai pesta kemenangan. 

Media setempat menyebut Mandzukic tidak lupa dengan kampung halamannya. Situs Croatiaweek melaporkan, Mandzukic membayar 25.000 kuna, atau setara dengan 3.400 euro untuk semua minuman warga seusai kemenangan Kroasia atas Rusia. Baginya, itu tak seberapa jika dibandingkan rasa gembira yang tumpah ruah karena sukses mengalahkan Rusia di kampung halamannya. 

Bagi warga Slavonski Board, Mandzukic adalah pahlawan yang mengharumkan nama daerah. Dia seorang pesepakbola yang ulet dan energinya tak habis-habis saat mengenakan baju timnas Kroasia. Dia juga seorang dermawan, yang tak hanya mentraktir bir, tapi juga pernah memberikan uang jumlah besar bagi pemadam kebakaran di kampungnya.

Di Piala Dunia 2018, takdir sedang memihak Kroasia. Tadinya, Mandzukic berpikir hanya datang sebagai penggembira. Ketika mengalahkan Nigeria, Argentina, Islandia, dirinya mulai melihat harapan. Puncaknya adalah ketika timnya berhasil mengalahkan Denmark dalam partai hidup mati saat kedua tim harus menjalani laga adu penalti. Di situlah harapan Mandzukic mulai mekar.

Jalan ke arah takdir itu tak mudah. Seusai menang melawan Denmark, Kroasia kembali harus bertarung hidup mati melawan Rusia. Kembali, pertandingan itu harus diakhiri dengan adu penalti. Mandzukic mengatakan timnya tak sedang bertanding bola. “Kami berperang dan berdarah-darah untuk bisa terus melaju,” katanya.

Tim Kroasia bermain lebih lama dari tim manapun. Saat melawan Denmark, kemudian Rusia, mereka bermain hingga dua kali perpanjangan waktu, kemudian adu penalti. Melalui peperangan itu, mental bertanding mereka terasah. 

“Tekanan terbesar kami adalah saat melawan Denmark di babak 16 besar. Tapi sejauh ini kami sangat menikmati setiap pertandingan di Piala Dunia ini,” kata Mandzukic saat jumpa pers sebelum pertandingan melawan Inggris. Rekannya, Andres Kramaric, yang pernah bermain untuk Leicester saat menjadi kampiun Liga Inggris, juga memberi komentar.

“Kami respek pada Inggris sebagai tim besar. Tapi kami juga berharap Kroasia bisa menjadi negara terkecil yang pernah menjangkau babak final. Inggris bermain dengan cara berbeda. Tapi, mereka harus hati-hati karena ini adalah semi-final. Mungkin, keberuntungan ada pada sisi Kroasia,” katanya.

Mandzukic dan Kramaric benar. Pertandingan itu menjadi milik Kroasia. Kekuatan Kroasia adalah dinamo permainan yang tak pernah usang. Serangan mereka bagaikan air bah, yang tak pernah mengenal lelah. Dari sisi taktik, tim Kroasia biasa saja. Namun, tim ini adalah tim paling adaptif yang bisa mengikuti gaya bermain lawan, lalu menemukan titik lemahnya, untuk kemudian ditekuk dan dipatahkan.

Kekuatan lain yang tak terlihat adalah spirit nasionalisme yang terus berkobar. Saat mengenakan pakaian timnas Kroasia, semangat Mandzukic berkobar. “Saya merasakan sesuatu yang berbeda. Sebuah hal istimewa ketika bisa melakukan sesuatu untuk tim nasional,” katanya. Ketika mengenakan seragam itu, dirinya bukan lagi menjadi pahlawan bagi warga kampung Slavonski Board, tapi menjadi pahlawan bagi semua bangsa Kroasia.

Seorang jurnalis pernah menulis suasana di ruang ganti timnas Kroasia. Di situ, semua pemain melingkari Mandzukic dan pelatih. Suara khas Mandzukic bergema nyaring. “Kita telah menunggu beberapa tahun untuk kesempatan ini. Kemenangan sangat dekat. Kita akan meninggalkan tetes kenikmatan terakhir untuk mencapai mimpi kita. Kita akan siap berperang,” katanya.

Timnas Kroasia memang diisi barisan pemain yang lapar. Sebagai pemain, mereka telah berjaya di klub masing-masing dan pernah dikalungi menjadi juara. Saat bermain bersama Bayern Muenchen, Madzukic pernah memenangkan Piala Champion. Demikian pula Luca Modrid bersama Real Madrid, dan Ivan Rakitic bersama Barcelona. Mereka telah melanglangbuana dalam berbagai pertarungan hidup mati di kancah sepakbola profesional.

Wajar saja jika mereka tak kenal takut. “Kroasia memang punya pemain berpengalaman. Tapi bermain sebagai tim nasional, kami masih hijau. Belum banyak sejarah. Kami respek pada semua lawan kami. Tapi tak ada takut pada kami. Kami sangat percaya pada kemampuan kami,” katanya lagi.

Mandzukic memang seorang pemain besar. Kiper Inggris, Jordan Pickford adalah salah satu fans beratnya. Duel mereka di lapangan adalah duel antara idola dan seorang fans. Mandzukic pun tak ragu-ragu memuji Pickford yang disebutnya punya masa depan cerah. “Dia menunjukkan potensi besar. Saya yakin dia punya masa depan cerah. Tapi saya juga yakin kami punya cara untuk mengejutkannya.”

Maka sejarah baru tercipta. Mandzukic dan kawan-kawan sukses melangkah ke partai final. Dia berhasil merobek gawang Pickford saat babak perpanjangan waktu. Dahulu, pahlawan masa kecil mereka yakni Davor Suker dan Zvonimir Boban hanya sanggup menapak ke babak semi-final. Kini, Kroasia telah melangkah jauh. Bahkan sedikit lagi menggamit piala. Namun, apakah mereka tidak lelah dengan pertandingan-pertandingan lama yang menguras tenaga?

“Lelah? Kami tak pernah lelah. Kami sedikit lagi menggapai semua mimpi kami. Sekarang ini kami sudah melangkah di awan untuk merebut bintang mimpi kami,” katanya sebagaimana dicatat dailystar.co.uk.

Partai final mendatang akan menjadi ajang paling seru untuk menggoreskan sejarah. Satu tim hendak mengulang sejarah sebagai pemenang. Sedang tim lain akan melampiaskan rasa haus dan lapar untuk menggapai kemenangan. Dunia sedang menanti, sembari menyobek lembaran sejarah baru. 

Yang pasti, di partai final itu, semangat Mandzukic akan kembali bergelora saat mendengar semua fans Kroasia menyanyikan lagu Moja Croatia, lagu yang diciptakan rapper Kroasia bernama Slusaj Stoka yang selalu menyatukan semua fans. 

Pobjeda, borba, veselja, nacija… 
Volim te jako, 
Moja Croatia

Kemenangan, pertarungan, sukacita, bangsa ...
Aku sangat mencintaimu,
Kroasiaku


0 komentar:

Posting Komentar