Bertemu Gene Ammarell

harusnya Pak Ammarell lebih banyak istirahat

SEBUAH kehormatan bisa bersua dan berdiskusi dengan profesor antropologi berkebangsaan Amerika Serikat ini. Saya mengenal Gene Ammarell saat mengambil dua kelas etnografi yang diasuhnya di salah satu kampus di Amerika Serikat. Kelas yang diasuh profesor alumnus Yale University ini menjadi salah satu kelas favorit bagi semua pengkaji kebudayaan, serta mahasiswa peminat southeast asian studies.

Sebelum mengambil kelasnya, saya lebih dulu membaca risetnya yang terbit dengan judul Navigasi Bugis. Dia menyajikan satu etnografi yang memukau tentang para pelaut Bugis yang bisa berlayar tanpa kompas magnetik, sebab dipandu kepiawaian dalam membaca bintang2. Ammarell melakukan riset etnografi mendalam di Pulau Balo-Baloang, yang kemudian menjadi persembahan berharga bagi kajian tentang dunia maritim, serta bagi siapapun yang hendak memahami local genius suku bangsa yang hilir mudik di lautan.

Biarpun dia seorang profesor yang menuntut disiplin tinggi pada setiap mahasiswanya, Ammarell lebih dari itu. Ia memosisikan dirinya sebagai bapak bagi semua mahasiswa Asia Tenggara. Ia dengan sabar membimbing, serta selalu hadir dalam semua aktivitas mahasiswa, baik serius maupun santai. Ia seorang bapak yang baik dan sabar.

Tak disangka, setelah tiga tahun berpisah, ia kembali ke Indonesia demi memenuhi undangan sebagai pembicara di banyak kampus. Di Jakarta, ia mengajak saya bertemu. Sayang, saya harus mengejar setoran sehingga tak bisa bersua dengannya. Namun, takdir rupanya ingin mempertemukan kami. Saat saya berkunjung ke Kendari, ia juga berada di kota yang sama. Maka bertemulah kami dan berbincang banyak hal.

Berceritalah dia tentang nasib Area Studies yang kian merana di Amrik. Dia juga membahas beberapa riset terbaru, serta topik2 yang dibawakannya saat diundang menjadi keynote speaker. Dia juga mengisahkan kabar terbaru dari beberapa profesor pencinta kajian Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Yang paling saya sukai dari Ammarell adalah kesediaan untuk mendengar apapun celoteh dan opini orang lain. Dia mendengar apapun bualan yang saya berikan lalu memberi respon. Dengan kualitas publikasi serta pengalaman sehebat itu, ia memosisikan dirinya sebagai seorang sahabat yang dengan sabarnya mendengarkan semua pendapat. Ia berbeda dengan beberapa profesor di sini yang selalu ingin didengarkan.

Pada Ammarell, saya tak sekadar mendapat pencerahan pengetahuan, tapi juga merasakan kearifan seorang sahabat yang selalu gembira dan mendengarkan apapun celoteh sahabatnya. Bahkan bualan sekalipun.

Dalam hidup, saya mencatat dengan tinta emas beberapa pengajar yang menggoreskan kesan indah di hati. Gene Ammarell adalah satu di antaranya. Saya teringat kutipan seorang bijak: "The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires."

Yup, Ammarell adalah sosok yang menginspirasi. Sangat.



0 komentar:

Posting Komentar