Turut berdukacita atas kepergian Muhammad Ali, petinju terbesar yang
pernah ada. Tak sekadar petinju, ia adalah pejuang kemanusiaan yang
sungguh hebat. Bagian terpenting dari episode hidupnya yang paling
menggetarkan adalah saat dirinya berani menolak permintaan negara untuk
menjalani wajib militer di Vietnam. Ia tak mau dipaksa berperang melawan
bangsa lain. Ia mengatakan: "Mengapa pula saya disuruh memerangi
Vietcong, sementara mereka tidak pernah mengatakan saya negro."
Pernyataan
itu membuat Ali disekap, dicabut gelarnya, dilarang mengikuti kejuaraan
dunia. Kalimat Ali memang menusuk, tapi begitu banyak rakyat Amerika
yang tercerahkan dengan kalimatnya. Selama tiga tahun, ia kehilangan hak
untuk bertinju, justru di tengah-tengah masa keemasannya. Tak salah
jika aktor Ruchard Harris, aktor dalam film Hannibal, mengatakan,
"Setiap petinju selalu berusaha dan bersedia menjual jiwanya demi gelar
sebagai juara tinju. Apa yang Ali lakukan? Dia justru menemukan kembali
jiwanya dengan melepas gelar itu."
Selamat jalan The Greatest Ali. Terimakasih atas cerita-cerita indah,
pertarungan yang mendebarkan, serta kisah hidupmu yang serupa mata air
inspirasi.
Muara Teweh, 3 Juni 2016
0 komentar:
Posting Komentar