SEMUA orang butuh rekreasi. Semua orang butuh
meregangkan urat saraf demi melepaskan beban kerja selama seminggu. Di Jakarta,
rekreasi menjadi kanal dari segala kelelahan. Pada akhir pekan, orang-orang
berbondong ke pantai-pantai di kawasan utara. Orang-orang memadati kawasan
wisata Ancol lalu berenang di tepi salah pantainya.
Dari atas gondola, sejenis kabel ban, saya
menyaksikan pantai-pantai yang diserbu orang-orang. Di mataku, pantai itu tak
menarik. Pantainya berlumpur hitam. Pantai itu juga tidak begitu lebar. Malah,
ada timbunan tanah yang menjorok di beberapa bagian. Mungkin tujuannya adalah
memberi kaplingan atau penanda tentang daerah mana saja yang bisa digunakan
untuk berenang.
Dari ketinggian sekitar 15 meter, saya
mengambil gambar. Melihat pantai-pantai itu, saya tiba-tiba saja merasa miris.
Saya membayangkan betapa indahnya pantai-pantai di kawasan timur. Di sana,
pantai-pantai sedemikian eksotik dan memukau mata. Para pengunjung pantai di
timur tak henti berdecak kagum atas keindahan pantai. Sementara di sini, saya
justru merasa biasa saja.
Namun apakah orang-orang yang hadir di
sini memiliki perasaan yang sama dengan saya? Ataukah mereka justru tak butuh
pantai-pantai indah. Jangan-jangan, yang mereka butuhkan adalah tepian laut di
mana mereka bisa sedikit berenang, tanpa perlu mendapatkan pemandangan hebat.
Barangkali pula mereka hanya ingin melakukan rekreasi yang murah, dan tak perlu
mengeluarkan biaya besar. Barangkali, mereka ingin menghemat biaya rekreasi.
Tak perlu jauh-jauh, cukup dekat saja. Yang penting murah. Mungkin.
0 komentar:
Posting Komentar