ilustrasi |
TANPA saya duga, tulisan yang saya
kirimkan pada September silam memenangi lomba karya tulis XL Awards 2014 (bisa
dibaca DI SINI). Sejak awal, niat saya hanya untuk berbagi pengalaman. Ketika
tulisan itu menang, saya melihatnya sebagai bonus. Seorang sahabat bertanya,
apakah kiat atau rahasia memenangkan lomba menulis? Demi sahabat itu, saya
ikhlas berbagi cara-cara cerdik memenangkan lomba.
***
SEPTEMBER silam, saya membaca pengumuman
tentang lomba menulis yang diadakan XL. Panitia menyusun beberapa tema, yang
intinya membahas tentang interaksi antara manusia dan teknologi komunikasi.
Saya tiba-tiba saja ingin ikut lomba. Saya lalu memikirkan apa yang bisa saya
lakukan agar memenangkan lomba.
Sungguh, saya tak hendak munafik. Ketika
memutuskan ikut lomba, tentu saja saya berharap untuk menang. Saya bukan
spesialis pemenang. Saya malah lebih banyak kalah ketika ikut lomba menulis.
Lewat kekalahan itu, saya belajar banyak strategi agar tidak terjebak pada
kesalahan yang sama.
Pertama, pahami tema menulis sebagaimana
diharapkan oleh penyelenggara lomba. Jangan egois dengan memaksakan pemahaman
sendiri yang belum tentu benar. Jangan sok tahu dan merasa lebih paham atas
tema lomba. Pelajari apa yang diharapkan oleh penyelenggara lomba. Jika
penyelenggaranya adalah operator selular, maka pahamilah apa yang mereka
inginkan. Perhatikan iklan-iklan yang mereka tayangkan di televisi, sebab itu
merepresentasikan visi serta keinginan mereka.
Kedua, lakukan riset. Sebelum mencari
ide-ide untuk menulis, pelajari beberapa tulisan yang diikutkan lomba. Dalam
konteks lomba XL Award 2014, beberapa orang telah memosting tulisannya di blog
yang disediakan panitia. Jangan sungkan untuk menelusuri kata demi kata dari
setiap kontestan. Temukan apa yang menjadi kekurangan mereka.
Jika lombanya tertutup, riset bisa
dilakukan dengan cara membaca berbagai tulisan yang sejenis. Biasanya, saya
suka membaca beberapa hasil riset dari beberapa peneliti. Sebab dalam bayangan saya, tak semua blogger
dan penulis yang suka membaca riset. Bagi mereka, riset menjemukan dan susah
dipahami. Padahal, riset yang baik selalu muncul dari pengamatan yang baik.
Hanya saja, seringkali para peneliti
kesulitan untuk menyederhanakan apa yang diamati. Mereka juga terjebak pada
pahaman bahwa semakin banyak istilah, maka semain cerdas. Ingat, kita bukanlah
mereka. Yang kita lakukan adalah bagaimana membaca hasil riset, lalu
mendialogkannya dnegan kenyataan sekitar.
Ketiga, temukan ide-ide unik yang
sederhana, namun punya kekuatan dahsyat. Tak perlu membahas hal yang
hebat-hebat dan melangit. Temukan gagasan yang biasa-biasa di
sekitar kita, namun punya potensi mengejutkan. Biasanya, gagasan seperti ini
tidak langsung ditemukan.
pengumuman XL Awards 2014 |
Sering, saya tak menemukan gagasan bagus
untuk diolah. Saya tak lantas patah semangat. Yang saya lakukan selanjutnya
adalah mencari inspirasi. Saya membayangkan diri yang serupa fisikawan Isaac
Newton yang tiba-tiba saja kejatuhan apel, kemudian menemukan teori tentang
gravitasi. Yang saya lakukan adalah menggali inspirasi dengan cara membaca buku
koleksi, menggeledah buku-buku bagus di toko buku, hingga menonton film. Sering
pula, saya mengajak diskusi beberapa orang. Tak perlu melihat latar belakang
seseorang. Siapapun bisa mendatangkan inspirasi.
Ketiga, susun narasi yang memikat. Mulailah
dari deskripsi. Pada titik ini, gaya menulis ala feature news bisa diterapkan.
Susun semua fakta, lalu sisipkan dalam setiap paragraf. Jangan berambisi untuk
menuntaskan semua gagasan dalam satu paragraf. Susun kalimat utama, lalu
siapkan kalimat-kalimat lain untuk menjelaskan kalimat utama tersebut.
Keempat, siapkan data-data pendukung.
Ketika membuat tulisan tentang nelayan yang menerapkan teknologi komunikasi,
saya akan menyisipkan data-data tentang kondisi ekologis, geografis, hingga
keanekaragaman hayati. Hanya saja, data itu tidak dituliskan seperti cara
ilmuwan menulis data. Gunakan analogi. Daripada menyebut luas 110 X 90 meter,
lebih baik tulis ‘seluas lapangan bola.’ Sederhanakan hal yang rumit hingga
bisa dipahami oleh siapa saja.
Demikian beberapa kiat yang bisa
dibagikan. Saya telah menuliskan kiat seperti ini pada tulisan-tulisan lain.
Saya tak pernah khawatir persaingan. Dengan senang hati, saya akan membuka
semua rahasia dalam memenangkan lomba menulis. Mengapa? Sebab saya meyakini
bahwa teknik atau kiat bisa dipelajari siapapun. Akan tetapi, ada hal yang tak
bisa dipelajari dan didapatkan dengan instan. Satu hal itu adalah sense,
kepekaan menemukan tema, mengolah adonan tema menjadi kue gagasan yang aromanya
memikat, hingga akhirnya renyah dinikmati siapapun.
Untuk soal sense ini, tak ada satupun
sekolah yang mengajarkannya. Ia hanya bisa ditemukan sendiri melalui proses
menyuburkan segenap potensi. Iya khan?
Bogor, 7 Desember 2014
BACA JUGA:
16 komentar:
yang saya lihat kalau ada lomba menulis, yusran darmawan ni menang terus..
Terima kasih bang yusron atas inspirasinya. Banyak yg saya dapatkan dari sini...
Top markotop
Makasih bang wejangannya , mantap
Terima kasih pencerahannya pak.. :)
kebetulan lagi nyoba berkompetisi dalam lomba menulis.
Terimakasih atas Ilmunya..
Terbuka fikiran saya tentang apa yg akan saya tuliskan di lomba artikel nantinya, makasih ya bang.. Salam sipetani
terimaksih infonya gan saya memang lagi mendalami ini
Mencerahkan. Terima kasih ilmunya :)
mas, linknya ga bisa dibuka ya? saya mau minta filenya boleh? kalau boleh ditunggu di rafidahnur09@gmail.com kak, makasii
Boleh liat karyanya nggk? Kirim ke emailku ya kak erniseptiani248@gmail.com
Sharingnya menarik, langsung bisa paham gimana teknis menulis untuk sebuah lomba blog. Ma kasih Bang buat ilmunya ya. :-)
Terimakasih atas tipsnya :). Besom saya akan mengikuti lomba menulis cerita. Doakan saya menang ya!
tipsnya mantap
Sampai riset iklan di televisi ya, saya ga pernah kepikiran untuk melakukan hal tsb.
Terima kasih tipsnya sangat bermanfaat mas!
Posting Komentar