saat Ara menulis dengan tangan kiri |
DARI sekian banyak mengamati tulisan-tulisan yang menang lomba, sejatinya ada prinsip universal yang bisa diterapkan. Ada banyak kiat-kiat
praktis serta bagaimana memancing atensi para juri dan pembaca sehingga
berpihak pada tulisan kita. Dari sisi teknis semua orang bisa mempelajari
bagaimana menulis yang baik. Tapi tak semua orang bisa menghadirkan gagasan
yang kuat dalam tulisannya.
Padahal, gagasan itulah yang akan menjadi
ruh yang menjiwai tulisan. Nah, bagaimanakah menemukan gagasan itu?
***
DI atas perahu kecil jenis jolloro’, di
tengah-tengah gugusan Kepulauan Spermonde di Sulawesi Selatan, saya
mengaktifkan internet melalui ponsel yang saya bawa. Seseorang telah menandai
saya di twitter. Katanya, nama saya masuk sebagai juara kedua dalam lomba
menulis yang diadakan Seknas Jokowi (beritanya DI SINI). Tentu saja saya kaget
bercampur bahagia. Kok bisa?
Dari sisi hadiah, lomba ini tak
menyediakan hadiah sebesar ketika saya memenangkan lomba penulisan esai ekonomi
yang diadakan oleh Sekretariat Kabinet RI. Saat itu, saya menerima uang tunai
20 juta rupiah sebagai juara pertama. Tapi lomba menulis yang diadakan oleh
Seknas Jokowi ini punya nilai lebih.
Betapa tidak, juri untuk lomba ini adalah
para sastrawan dan penulis papan atas. Di jajaran juri, ada nama Seno Gumira
Adjidarma, penulis yang paling saya idolakan sebab bisa menulis dalam berbagai
genre, mulai dari novel, esai, analisis sastra, filsafat, tulisan populer, catatan
perjalanan, hingga komik populer. Saya mengagumi energi dan kejutan-kejutan
yang dibawanya dalam jagad kepenulisan tanah air.
Juri lainnya juga tak kalah kaliber. Ada
Linda Christanty, yang pernah memenangkan Khatulistiwa Literary Award, lalu AS
Laksana, penulis yang rajin saya senangi karya fiksinya. Para juri ini telah
malang melintang di dunia kepenulisan. Makanya, saya tak berharap banyak. Bisa
masuk nominasi saja sudah syukur. Ketika mengetahui bahwa tulisan itu menjadi
salah satu pemenang, jelas saya merasa sangat bahagia sekaligus terkejut.
Mengapa? Sebab tulisan yang menang itu bukanlah tulisan yang saya sukai, tapi
tetap saya ikutkan demi meramaikan lomba.
Beberapa teman bertanya tentang bagaimana
kiat bisa memenangkan lomba menulis. Saya telah menuliskan rahasia ini beberapa
kali. Tapi terkait kemenangan kemarin, saya ingin berbagi tentang pentingnya
gagasan yang kuat di balik sebuah tulisan yang menang lomba.
Berani Berpikir Beda
SERING, dalam satu lomba, para peserta
cenderung menuliskan hal-hal yang menurutnya hebat, dahsyat, atau bisa
memunculkan decak kagum. Pernah, seorang kawan memperlihatkan tulisan yang akan
diikutkannya lomba. Baru baca pengantarnya, saya tak tertarik untuk meneruskan
bacaan. Ia menulis, “Paradigma baru sains mengajarkan kita untuk selalu humble dalam melihat semesta yang eksis
dari teori big bang.” Kalimat ini bisa
mengesankan bahwa penulisnya seorang cerdas, namun yakinlah kalimat ini tak
akan mengesanan juri manapun. Mengapa? Sebab semua juri dan pembaca selalu
menginginkan gagasan yang orisinil, serta bisa membuat orang-orang betah untuk
membacanya hingga tuntas.
Artinya, temukan topik yang sederhana,
menggugah, dan bisa dipahami siapapun. Dalam artian, topik itu bisa dikaji
secara universal dan menyimpan demikian banyak inspirasi. Beranilah untuk
menjelajahi hal-hal yang tidak banyak disentuh orang lain sebab dengan cara
demikian, tulisan anda akan unik dan akan diperhatikan.
Seorang teman pernah ikut lomba foto
tentang hari buruh. Di saat banyak orang memotret luapan emosi para buruh yang sedang
berdemonstrasi, teman itu memilih ke pelabuhan rakyat. Ia memotret para buruh
berusia muda yang sedang mengangkut karung-karung berisikan beras dan kopra. Ia
mengambil gambar tentang mereka yang penuh coreng-moreng dan jelaga karena
bekerja sejak subuh. Hasilnya, fotonya langsung menang. Padahal, secara teknis
fotografi, jepretannya standar. Tapi ia sukses menampilkan ide yang fresh dan orisinal.
Teman lain pernah ikut seleksi beasiswa ke
luar negeri. Ia mengikuti tes wawancara. Di saat orang lain bercerita tentang
mimpi-mimpi untuk bangsa yang lebih baik di tengah percaturan globalisasi
ataupun harapan untuk mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan, teman itu
datang dengan gagasan sederhana.
Ia mengatakan, “Di masa depan saya
ingin menjadi pendongeng. Saya akan menggali kearifan masyarakat kita, kemudian
dikisahkan kepada anak-anak Indonesia agar mereka tidak kehilangan identitas
dan karakternya. Dengan cara itu saya berharap bisa berkontribusi pada
perubahan.” Ide ini sederhana, unik dan punya kekuatan. Teman itu sukses
mendapat beasiswa ke Amerika.
Beberapa waktu lalu, ada pembuat
dokumenter yang mengangkat gagasan tentang Suster Apung, yakni seorang suster
yang berpindah-pindah pulau dnegan perahu kecil demi memberikan pelayanan
kesehatan. Saya tak terkejut jika ide ini memenangkan lomba film dokumenter
sebab gagasannya sederhana dan tidak biasa, tapi penuh inspirasi.
Artinya, kata kunci pertama dalam setiap
lomba, baik itu menulis, memotret, melukis, pidato, presentasi, juga seleksi
beasiswa adalah keunikan gagasan, kesederhanaan, dan kekuatan. Tulisan yang
baik selalu lahir dari gagasan yang baik dan bertenaga. Ketika seseorang menemukan
gagasan yang kuat, maka metode, teknik, serta panduan dalam kepenulisan akan
menjadi sayap-sayap yang akan menerbangkan gagasan itu ke mana-mana.
Tampilkanlah sesuatu yang tidak biasa.
Hadirkan makna dari kenyataan yang setiap hari disaksikan orang, namun
seringkali luput dari perhatian. Munculkanlah sekeping kenyataan yang bisa
menggerakkan serta menghadirkan gagasan positif agar orang lain ikut bergerak.
Temukan inspirasi, sesuatu yang serupa rembulan bisa menghadirkan cahaya terang
untuk membantu orang lain agar melihat dengan jernih di tengah kegelapan.
Caranya mudah. Amati semua kenyataan di
sekitar. Berusaha untuk temukan makna dan pembelajaran dari setiap kejadian.
Pungutlah semua hikmah yang bertebaran di sekitar kita. Jika itu berhasil
ditemukan, maka anda sudah memiliki satu tahap untuk menjadi juara. Jika anda
berhasil menemukan satu pembelajaran serta makna penting, maka anda sudah
memiliki satu point penting untuk menjadi juara. Selanjutnya adalah tinggal menyempurnakan
proses narasi dan bagaimana membingkai gagasan demi gagasan.
Untuk tahap selanjutnya adalah melakukan
riset. Beberapa kali saya tegaskan bahwa tulisan yang baik lahir dari riset
yang juga baik. Bagi para penulis, riset itu dilakukan dengan cara membaca
berbagai tulisan serupa demi menemukan sisi lain yang tak pernah disentuh. Bisa
pula membaca berbagai informasi terkait topik yang akan dituliskan. Dengan cara
demikian, sebuah tulisan akan lebih kaya perspektif.
Jika semua informasi dan data telah dikumpulkan,
saat selanjutnya adalah mulai menulis. Ada banyak teknik menulis yang bisa
diterapkan. Kadang, seorang penulis akan memulai dari menuliskan dahulu hal-hal
penting yang akan dirangkainya menjadi artikel. Ia bisa mulai dari belakang,
tengah, atau depan. Prinsipnya adalah biarkan semua gagasan itu mengalir dengan
lepas bak sungai.
Tentu saja, tulisan ini terlampau singkat
untuk membahas beberapa hal penting dan mendasar di balik sebuah tulisan yang
memenangkan lomba. Namun saya selalu meyakini bahwa tulisan yang baik selalu
berangkat dari gagasan yang baik. Makanya, jangan pernah kehilangan fokus dalam
setiap aktivitas. Percayalah, di balik semua hal biasa, terdapat sesuatu yang
luar biasa dan bisa menjadi pelajaran bagi yang lain. Membagikan pengalaman itu
pada yang lain secara gratis jauh lebih menakjubkan ketimbang menang lomba. Inilah semangat
utama yang mesti disemai dan terus dipupuk.
4 komentar:
gagasan itu memang sangat di butuhkan dalam segala hal
Ide ialah sesuatu yang dihasilkan dari pengamatan yang dalam. Siapapun yang gagal mengamati, pasti akan meniru gagasan umum yang telah populer dimasyarakat. Saya akan terus mencoba gagasan baru yang mewarnai event , bukan yang jadi pengikut gagasan orang lain. www.mystupidtheory.com
Sangat inspiratif :)
terima kasih banyak .... ini sangat membantu
Posting Komentar