TADINYA aku mengira media sosial seperti
Facebook dan Twitter bekerja berdasarkan hukum-hukum sendiri yang tak bisa
diintervensi. Belakangan, anggapan itu kurevisi. Seorang teman bisa mengubah
twitter-ku tiba-tiba saja di-follow banyak orang. Yang mencengangkan, para
follower itu adalah pemilik akun aktif dan tinggal di Indonesia. Hebat khan?
Teman itu menolak untuk menjelaskan
caranya. Ia tak hanya menunjukkan bagaimana cara menambah akun dengan sangat
cepat (hanya dalam sejam, ia bisa menggiring 3.000 follower baru), ia juga
memintaku untuk mem-post sesuatu. Ia lalu mengatur agar postingan itu akan
di-retweet sampai ribuan kali. Di tengah rasa keheranan itu, ia lalu berkata,
“Kita bisa merancang perubahan. Kita bisa menciptakan banyak keajaiban dengan
twitter.”
Kemampuan sahabat itu membuatku terhenyak.
Ternyata, apa yang kita sebut media sosial tak bisa lepas dari rekyasa dan
strategi. Selama ini aku hanya mengenali cara yang normal-normal saja. Seiring
waktu, aku semakin belajar bahwa media sosial tidak bekerja dengan standar yang
normal. Ia juga bisa diatur, bisa direkayasa, dan bisa diarahkan untuk
mewujudkan apa yang dibayangkan. Artinya, perubahan pun bisa direkayasa dan
digerakkan oleh gagasan yang dikendalikan oleh para penakluk media sosial.
Raja Ampat, 21 November 2014
0 komentar:
Posting Komentar