Merasakan Keajaiban Penyembuhan


ilustrasi

DUA hari di Makassar adalah dua hari yang tak seberapa menyenangkan. Aku diserang sakit flu berat hingga tak bisa ke mana-mana. Kepalaku berat. Hidung terus beringus. Mata berkunang-kunang. Aku tak sanggup berdiri lama sehingga hanya bisa berbaring di rumah.

Makassar telah berkembang menjadi kota yang padat. Pembangunan di mana-mana. Debu ikut mengepul di mana-mana. Baru dua hari di kota itu, aku langsung terserang virus sehingga tak bisa ke mana-mana. Untunglah, ada istri yang setia menemani. Ada pula Ara yang setiap saat mengajak bermain.

Di tengah rasa sakit itu, kurasakan keajaiban penyembuhan. Ternyata, ketika ada orang-orang terkasih di sekitar kita, semua penyakit akan pelan-pelan menghilang. Ternyata, rasa kasih sayang dari orang-orang sekitar adalah obat paling mujarab yang bisa segera memulihkan kondisi seseorang yang sedang sakit.

Beberapa tahun silam kubaca satu literatur antropologi kesehatan. Ada beberapa jenis penyakit yang penyembuhannya tidak melalui media. Ada penyakit yang hanya bisa disembuhkan dnegan kesenyapan, ketenangan, serta limpahan kasih sayang. Salah satunya adalah TBC.

Seorang penderita TBC selalu diobati di sanatorium, sarana kesehatan yang terletak di tempat rindang, dan jauh dari hiruk-pikuk. Tujuannya adalah agar seseorang bisa lebih tenang, dan tidak mengalami stres atas banyak urusan yang dihadapinya. Dengan menenangkan diri, maka gelombang otak akan lebih stabil sehingga kesembuhan perlahan-lahan hadir. Yang lebih penting adalah dukungan kasih sayang dari banyak orang.

Dalam literatur yang kubaca, ada uraian bahwa seorang pasien yang selalu didatangi dan dikasihi keluarganya, perlahan-lahan akan sembuh. Penyakitnya akan jadi ringan. Sementara pasien yang tak bersama keluarga, tak merasakan limpahan kasih sayang, kondisinya akan semakin memburuk. Ternyata, rahasia penyembuhan itu sederhana. Yakni limpahan kasih serta dukungan dan motivasi agar seseorang bisa sembuh.

Dua hari disergap sakit, aku kian merenungi indahnya hubungan kasih. Dua hari pula aku semakin menyadari bahwa hubungan-hubungan yang indah dan penuh makna akan jauh lebih berharga dari materi sebanyak apapun. Seseorang bisa berobat di rumah sakit mewah, namun tanpa kasih sayang, ia akan mengalami kehampaan. Sementara mereka yang sederhana, yang hanya bisa mengakses layanan kesehatan yang standar, justru bisa lebih sehat ketika dirinya selalu diguyur oleh kasih sayang yang berlipat-lipat.



0 komentar:

Posting Komentar