DI berbagai kanal blog, banyak warga yang
ikut menganalisis politik. Namun setelah saya cermati, bahan mentah untuk
melakukan analisis adalah liputan media massa. Mereka tak melakukan pengayaan,
tak memberikan analisis yang memadai, tak menelusuri latar belakang sehingga
kejadian itu muncul. Apapun yang dimuat media, langsung dianggap sebagai fakta,
dan tidak mencari pertautannya dengan berbagai peristiwa sebelumnya, serta
aspek sosial dan kultur bangsa.
Di berbagai media, sering saya saksikan
para pengamat politik yang hendak memahami gejala. Lucunya, para pengamat itu
tak punya latar belakang riset politik yang memadai. Yang kemudian muncul
adalah jawaban ‘asal bunyi’ yang enak didengar dan kritis, akan tetapi jawaban
itu tidak memperkaya pengetahuan kita tentang apa yang terjadi. Analisis
seperti ini terlampau mudah ditebak bagaimana alurnya. Tak ada kejutan.
Sungguh langka menemukan analisis yang
dibangun dari riset yang kuat. Sungguh jarang menemukan penganalisis yang paham
sejarah, sosial, serta pemikiran seorang individu. Para analis politik kita
kalah jauh dari para analis bola. Di satu televisi, saya terkejut menyaksikan
Kusnaeni, seorang analis bola, begitu piawai mengemukakan riset serta pustaka
demi memperkuat analisisnya. Sementara di ranah politik, tak ada yang semumpuni
Kusnaeni dalam melihat bola.
Para analisis politik kita bermain pada
wilayah yang dangkal dengan hasil yang terlampau sederhana, tanpa memberikan
pencerahan bagi publik. Mereka tak mencerahkan, melainkan menghasut publik.
Mereka memprovokasi orang-orang untuk membenci orang lain, tanpa mengajari
bahwa setiap tindakan politik selalu dibangun dari satu keping rasionalitas.
0 komentar:
Posting Komentar